Kalau mau membahas tradisi dan budaya yang ada di Bali sepertinya akan memakan waktu yang sangat banyak. Sebanyak apapun yang kita tahu, pasti ada aja yang belum kita ketahui.
Beberapa contoh tradisi di Bali adalah tentang kuburan di Desa Trunyan dan tradisi mesbes bangke di Tampak Siring. Tradisi ini tergolong tradisi yang unik, karena memperlakukan mayat dengan cara yang berbeda sesuai dengan budaya dan tradisi yang diwariskan. Tapi tradisi dari Desa Bayung Gede ini nggak kalah unik yaitu menggantungkan ari-ari bayi di kuburan.

Tradisi Menggantungkan Ari-Ari Bayi Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu di Desa Bayung Gede Kintamani
Tradisi ini terkait dengan upacara yadnya (ritual kelahiran, perkawinan, hingga proses kematian) di Desa Bayung Gede Kintamani. Biasanya sih ari-ari itu dikubur, tapi di sini digantung pada sebuah pohon. Pohonnya bukan sembarang pohon. Pohon tempat menggantungkan ari-ari ini disebut dengan pohon kayu bungkak yang tumbuh di kuburan Ari-Ari Desa Bayung Gede.

Sebelum dibawa ke kuburan ari-ari, ari-ari ini harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bersih, terus dimasukan ke dalam batok kelapa yang kemudian diikat dengan tali khusus yang disebut salang tabu. Bawanya jangan waktu matahari lagi terang-terangnya, waktu subuh atau setelah matahari terbenam lebih baik. Jangan lupa pegang batok kelapa yang berisi ari-ari dengan tangan kiri dan tangan kanan pegang sabit.
Pohon taru menyan di Desa Trunyan dan pohon kayu bungkak ini memiliki fungsi yang sama, yaitu menyerap bau. Maka dari itu, walaupun banyak ari-ari yang masih baru atupun yang sudah lama di tempat ini, sama sekali nggak kecium bau yang mengganggu indra penciuman kamu.