Sebuah tugu yang gagah berdiri di Kota Singaraja, menjadi sebuah simbol kemegahan dari kota ini. Sungguh kurang berkesan liburan di Singaraja, kalau belum megetahui bagaimana asal-usul simbol Singa Ambara Raja ini. Ternyata setelah Mz telusuri melalui @sejarahbali, tugu ini udah lama banget dibangun.
Pastinya sebelum kamu lahir, tugu ini sudah megah berdiri di Kota Singaraja. Banyak banget filosofi yang terkandung dalam tugu ini. Penasaran gimana sejarah dari Tugu yang dibanggakan sama kota Singaraja ini. Simak penjelasannya sekarang.
Sejarah pembangunan Tugu Singa Ambara Raja

Tugu ini diresmikan pada tanggal 5 September 1971 oleh Bupati Buleleng, Hartawan Mataram. Pembangunan tugu ini diawali dengan membentuk panitia pada 16 Februari 1968 untuk mengali dan meneliti sejarah lahirnya Kota Singaraja.
Hasil kajian sejarah dengan Ketua Hartawan Mataram bersama Ketua Harian Made Gelgel serta penulis Sudjadi dan juga Ketut Ginarsa akhirnya disepakati sejarah berdirinya Kota Singaraja beserta lambangnya disesuaikan dengan karakter, sejarah dan tipologi Buleleng yang cenderung keras, kreatiaf, inovatif, religius, cerdas dan berbudaya.
Setelah itu, Bupati Hartawan Mataram langsung membentuk Panitia Perencana Pembangunan Lambang Kota Singaraja yang langsung dipimpin sendiri dengan Ketua Harian Gede Putu Rijasa, sedangkan pelaksana pembangunan ditunjuk Rokhim B.A.E, seorang seniman Subroto dibantu oleh Made Rudita.
Lokasi tugu Singa Ambara Raja terletak dilokasi yang sangat strategis, yaitu tepat berada di depan Kantor Bupati Buleleng, tepatnya di persimpangan Jalan Veteran, Jalan Pahlawan dan Jalan Ngurah Rai, Singaraja wilayah Kelurahan Banjar Tegal.
Singa Ambara Raja dan hubungannya dengan Indonesia

Bukan sekedar tugu aja nih, melainkan sebuah simbol yang ada hubungannya dengan Indonesia. Apaan tuh? Pasti kamu kepo kenapa sampai bisa ada kaitannya dengan Indonesia. Berikut beberapa filosofinya:
- Rangkaian Tugu Singa Ambara Raja secara nasional memiliki simbolis, di mana bangunan tugu atau yupa berbentuk segi lima melambangkan falsafah negara Pancasila.
- Singa bersayap (17), Jagung gembal (8), Butir-butir jagung gembal (45) melambangkan jiwa Proklamasi.
- Yupa atau padmasana segi lima melambangkan Pancasila.
- Jumlah bulu sayap yang besar dan kecil 30 helai, tulang pemegang bulu sayap 3 buah, Rambut, bulu gembal, dan bulu ekor singa yang panjang jumlahnya 1.604 helai, melambangkan tgl lahir Kota Singaraja, 30-3-1604.
Jangan ngaku pernah ke Singaraja tanpa megetahui arti di dalam filosofi simbol kota ini. Ini bisa dijadikan acuan semangat, betapa besar rasa hormat terhadap Indonesia yang berhasil merdeka dengan segala kemampuan yang ada. Silahkan mampir ke Kota Singaraja dan nikmati keindahan kota cantik ini saat akhir pekan.