Pura Petitenget Ternyata Dijagain sama Makhluk Ini

Ada kalanya, saat kamu berkunjung kedalam sebuah Pura di Bali, setiap Puranya memiliki sebuah sejarah dan kisah-kisah unik sekalgus menyeramkan. Bukan Bali namanya kalau ceritanya tidak membahas seputar peninggalan jaman dulu yang memiliki nilai historis yang mistis.

Kini Mz, mau sharing soal Pura Petitenget yang berlokasi di Kerobokan, Badung, Bali. Kalau mau kesini sih kurang lebih sekitar 40 menitan dari Kota Denpasar. Konon Pura ini katanya dijaga oleh seorang Bhuta Kala bernama Bhuta Ijo. Lah, kok Kala sih yang jagain? Bukannya Dewa atau Bhatara gitu?

Jadi inilah uniknya Bali, di mana awalnya si Bhuta Ijo ini memang bukan seorang penjaga Pura Petitenget, tetapi Beliau diberikan mandat oleh Dhang Hyang Nirata untuk menjaga sebuah peti milik Dhang Hyang Nirata. Nama peti itu adalah Peti Pacanangan Sirih.

Kok bisa Bhuta Ijo sih yang jagain Pura Petitenget?

Ceritanya, sewaktu Dhang Hyang Nirata hendak bersemedi di Uluwatu, Beliau sempat bercengkrama dengan Ida Bhatara Masceti. Nah, oborolan antara  Dhang Hyang Nirata dengan Ida Bhatara Masceti membahas mengenai perkembangan jagat atau kondisi dunia.

Pura Petitenget
Ilustrasi Dang Hyang Nirartha

Saat obrolan tersebut berlangsung, si Bhuta Ijo dari semak belukar sedang menguping semua isi obrolan tersebut, hingga akhirnya ketahuan oleh Dhang Hyang Nirartha dan langsung deh, Beliau memberikan hukuman untuk Bhuta Ijo untuk melindungi Peti Pacanangan Sirih milik Dhang Hyang Nirata.

Baca juga:  Setelah Baca Ini, Apa Masih Berani Potong Kuku Malam-Malam?

By the way, Bhuta Ijo saat menjaga peti ini juga diberikan kekuatan mahasakti oleh Dhang Hyang Nirata.

Singkat cerita Dhang Hyang Nirartha pun pergi ke Uluwatu untuk melanjutkan meditasinya dan Bhuta Ijo bersama para anak buahnya dengan setia terus menjaga peti sekaligus wilayah tersebut. Wilayah sekitaran peti itu juga sudah dibuatkan sebuah dinding gaib agar barang siapa yang melewati dinding tersebut, akan langsung terkena marabahaya.

Masyarakat Kerobokan tidak menyadari hal itu dan banyak diantara mereka tanpa sengaja menerobos dinding gaib bikinan Bhuta Ijo. Hasilnya, banyak yang jatuh sakit dan merasa ketakutan melihat berbagai makhluk mengerikan saat di hutan.

Mendengar hal itu, Dhang Hyang Nirartha pun memberi tahu kepada masyarakat, kalau mereka telah melewati daerah kekuasaan Bhuta Ijo dan menyarankan mereka untuk memberikan persembahan berupa lelaban setiap Tilem Kawulu dan Cacahan. Selain itu, Beliau menyuruh masyarakat untuk membangun sebuah bangunan suci untuk stana Ida Bhatara Labuhan Masceti dan Pelinggih Gedong untuk Bhuta Ijo.

Baca juga:  Soto Babi Warung Pak Kisid: Meresep sampai Ke Lidah Kamu

Konon, hingga saat ini peti peninggalan Dhang Hyang NIrata di Pura Petitenget masih tersimpan lho, jadi tertarik untuk melihatnya? Minta izin dulu ya sama pemangku atau Bhuta Ijo disana, kalau langsung ambil, nanti kamu jatuh sakit lagi.

Pura Petitenget
Kurang lebih kayak gitu ya penampakan Bhuta Ijonya.

Tapi benar ga sih, dengan mengambil peti itu kamu langsung kena marabahaya? Versi Bali sih bilang kayak gitu, tapi kalau versi umum? Belum tentu juga.

Jika dilihat-lihat, sebenarnya kamu cuma diajarkan untuk tetap sopan dan menghargai peninggalan pendahulu kamu. Masalah percaya adanya Bhuta Ijo ini, Mz kembalikan ke diri masing-masing ya, soalnya secara ilmiah ini belum bisa dibuktikan, namun hingga saat ini masih dipercaya oleh umat Hindu di Bali.

Comments

comments

Agus Hendra Putra Yasa
Gosen. Boleh pake 's' boleh juga pake 'z'. Berpikir layaknya bernafas, setiap saat. Main twitter sama instagram di @gosendra kalo lagi pengen. Jarang main facebook tapi kalo mau berteman cari aja Agus Hendra Putra Yasa.