Pada pementasan Calonarang biasanya kamu bakalan melihat sebuah tembang yang bikin bulu kudu merinding kalau kamu dengerinnya sendirian. Sebuah tembang yang mengiringi Rangda untuk menyanyi bernama Tembang Bibi Rangda ternyata terkandung makna yang mendalam saat menyanyikan tembang tersebut.
Ini sedikit berbeda dengan tembang Lingsir Wengi yang benar-benar sebuah tembang pemanggil makhluk gaib, khususnya Ibu Kunti yang siap memangsa kamu. Kalau Bibi Rangda beda sih, cuman tetap aja tidak kalah seram
Dilansir dari @calonarangtaksu tembang ini ternyata merupakan sebuah nyanyian anak kecil yang dinyanyikan saat Upacara Mejauman di Pura. Tetapi tembang ini sekaranang lebih digunakan sebagai lagi pengiring tarian Rangda.
Ternyata lagu ini sebenarnya tidak begitu erat kaitannya dengan sebuah tarian Rangda, cuman karena dalam lirik tembang ini berisikan kata Rangda dan kalau dinyanyikan saat pementasan Calonrang, nuansa magisnya akan berasa gitu.
Kata “Bibi” dalam bahasa Bali yang berarti panggilan untuk wanita atau dayang-dayang pada masa kerjaan dan kalau “Rangda” adalah sebutan untuk seorang Janda dari golong Tri Wangsa. Oleh karena itu, Bibi Rangda ini merupakan sebutan untuk seseorang wanita yang sudah Janda, tidak lebih dari itu.
Begini Alasan Tembang Bibi Rangda Sebagai Pengiring Tarian Rangda Calonarang
Nah, namanya perkembangan jaman, pastinya tembang ini juga akan mengikuti jaman, di mana kata Rangda diartikan sebagai sesuatu yang aman menyeramkan. Berani kamu dicari sama Rangda? Ketemu sama sosok Rangda ini pun kamu akan lari ketakutan.
Rangda merupakan perwujudan dari Janda Sakti bernama Walunateng Dirah atau Calonarang. Darisanalah para seniman Bali menganggap kalau tembang ini pas banget sebagai pengiring tarian Rangda saat pementasan Calonarang.
Tembang ini dinyanyikan saat adegan Rangda sedang “Menyawa Rare”. Apaan tuh? Ini sebuah adegan yang menceritakan Rangda sedang menari sambil menimang bayi yang sudah dihidupkannya dari kuburan. Tembang ini memperlihatkan bagaimana sosok Rangda yang semulanya ganas dan menyeramkan, tiba-tiba berubah menjadi sosok yang lemah lembut seperti ibu yang sedang menyayangi anaknya.
Seperti video ini, sebenarnya tembang ini memang sebuah tembang biasa aja, cuman karena dipentaskan saat tarian Rangda, mendadak citra tembang ini menjadi seram banget. Jadi, sah-sah ajalah kalau dibawakan saat pementasan Calonarang karena sosok Rangda ini memang perlambangan seorang Ibu.
Tembang pun tetap ada mistisnya di Bali, tetapi ini sebuah kekayaan Taksu Bali yang tetap harus dijaga dan dilestarikan, karena inilah sebuah warisan budaya agar kamu tahu kalau Bali ini unik dan penuh nuansa sakral.