dampak gempa

Kamu Harus Tahu! Begini Dampak Gempa Terhadap Kehidupan di Bali

Hingga saat ini peristiwa gempa yang mengguncang Bali masih menyisakan luka dan trauma mendalam bagi masyarakat Bali. Memang tidak sedahsyat Gempa Lombok yang memakan banyak korban. Namun, tetap aja membuat kondisi Bali menjadi kurang aman.

Nah, mumpung kali ini bahas soal gempa, berikut Mz rangkum beberapa dampak gempa yang dirasakan dalam kehidupan di Bali.

Masyarakat masih takut akan ada gempa susulan

dampak gempa
Tetap seram | Sumber gambar: iniberita.news

Saat gempa yang terjadi pada hari Minggu lalu, membuat para warga masyarakat di Bali menjadi takut. Pasalnya setelah itu, masyarakat bali masih takut akan terjadinya gempa susulan. Ini mungkin yang membuat tidur jadi tidak enak dan terpaksa tidur dengan pintu terbuka (biar bisa cepat keluarnya).

Banyak masyarakat teriakan “Hidup, Hidup” saat gempa

dampak gempa
Biar si Naga tenang di perut bumi | Sumber gambar: gamabali

Teriakan “Hidup, Hidup” ini menjadi sebuah peringatan akan adanya gempa di Bali. Katanya sih tujuan teriak-teriak kayak gitu agar naga yang berada di dalam perut bumi menjadi tenang dan gempa akan segera berakhir. Selain itu ada juga nih, kepercayaan orang Bali soal gempa, di mana pemicu gempa juga disebabkan oleh seekor Kura-Kura Raksasa yang diikat oleh dua ekor naga yang bergerak. Kalau mau baca artikelnya bisa klik judul dibawah ini:

Peristiwa “Gejer Bali”, Gempa Bumi yang Hampir Hancurkan Bali di Tahun 1917

Banyak bangunan Bali yang rusak akibat gempa

dampak gempa
Dampak gempanya parah juga ya

Ini mengapa gempa kemarin dikatakan amat menakutkan, karena kekuatannya sampai bisa merusak gedung-gedung kokoh di Bali. Makanya sampai sekarang masih ada warga yang trauma. Udah hujan, angin kencang, dan sekarang ada gempa lagi, gimana tidak takut coba?

Wisatawan banyak cancel booking hotel

dampak gempa
Semoga tidak anjlok | Sumber gambar: jawapos

Sektor pariwisata sudah pasti kena imbasnya, di mana banyak wisatawan yang terpaksa membatalkan alias cancel untuk menginap di beberapa hotel di Bali. Ini sudah terjadi di Nusa Penida, di mana dilansir dari Bali Post sebanyak 25% wisatawan yang terpaksa tidak jadi menginap di beberapa hotel di kawasan pariwisata Nusa Penida.

Namanya juga musibah dan semoga aja musibah ini cepat berakhirnya. Sebagai masyarakat Bali yang erat dengan konsep Tri Hita Karana tidak akan pernah menyalahkan siapapun terkait masalah gempa ini. Mereka pasti menganggap kalau manusialah yang salah dan sudah saatnya untuk bermasa-sama lebih peduli dengan kondisi alam Bali saat ini.

gejer bali

Peristiwa “Gejer Bali”, Gempa Bumi yang Hampir Hancurkan Bali di Tahun 1917

Kalau kamu panik banget saat gempa kemarin yang melanda Bali dengan kekuatan 7 SR, itu sebenarnya belum seberapa sih dibandingkan sebuah peristiwa hebat yang hempir hancurkan Pulau Bali. Pernah tidak mendengarkan cerita dari nenek atau kakek kamu soal peristiwa “Gejer” Bali? Kalau belum tahu, nih Mz kasih kisahnya yang dikutip dari Bale Bengong.

20 Januari 1917 gempa bumi kuat mengguncang Bali. Bali bagian utara dan selatan merasakan kekuatan gempanya. Selain di Bali, pulau-pulau yang bersebelahan dengan Bali pun merasakan kekuatan gempanya, seperti kawasan NTB, Bondowoso, Jember, dan Jawa Timur.

Awalnya gempa ini hanya dialami di daerah Denpasar pada 7 Januari 1917, kemudian setelah itu, terjadi gempa susulan yang secara terus menerus, hingga membuat berbagai bencana, seperti tanah longsor yang menyebabkan banyak Pura yang roboh, hingga rumah warga rata dengan tanah.

Dahsyat banget kan? Makanya peristiwa mengerikan itu dikenal dengan nama Gejer Bali 1917. Kata Gejer ini merupakan sebuah bahasa Bali yang berarti sebuah getaran bumi. Tidak hanya di tahun 1917, sebelumnya pada 22 November 1816 juga terjadi Gejer yang menelan nyawa sebanyak 10.252 di Buleleng. Apakah peristiwa ini akan terulang lagi di tahun 2018? Simak dulu cerita dibawah ini.

Gejer Bali dan Si Bedawang Nala

gejer bali
Logis juga ternyata | Sumber gambar: instagram @bali_kreatif

Kurang komplit rasanya jika tidak mengaitkan bencana gempa di Bali dengan berbagai kisah mitologinya. Nah, katanya sih saat gempa terjadi penyebabnya adalah seekor kura-kura raksasa benama Benawang Nala yang bergerak. Nah, Bedawang Nala ini diikat oleh ekor naga yang bernama Naga Anantabhoda dan Naga Basuki.

Jika Bedawang Nala ikut bergerak, Naga Anantabhoda dan Naga Basuki juga ikut bergerak. Maka terjadilah sebuah gempa bumi. Jika Bedawang Nala ini gerakannya lebih hebat, maka akan juga menyebabkan terjadinya Tsunami.

Berdasarkan Bali Saja Bedawang Nala ini merupakan simbol dari api yang ada di dasar bumi yang kamu kenal dengan nama magma.

Kemudian Naga Anantabhoga disimbolkan sebagai tanah yang memberikan kehidupan bagi makhluk di atasnya dan Naga Basuki merupakan simbol dari air yang berarti sebagai sebuah sumber kehidupan.

Nah, jika dibahas secara logis, masuk akal juga sih, di mana gempa bumi terjadi akibat tumbukan antar lempengan bumi dan patahan aktif aktivitas gunung api.

Simbol Bedawang Nala, Naga Anantabhoga, dan Basuki simbol keseimbangan alam

gejer bali
Tidak bisa dipisahkan | Sumber gambar: instagram @igabam_art

Saat lempengan bumi bertumbukan, tanah pun ikut berguncang dan jika guncangan tanahnya di atas 6 SR, air laut pun juga bisa naik, sehingga menyebabkan terjadinya sebuah Tsunami. Cukup logis bukan?

Kalau berkaca dari peristiwa kemarin, kekuatan gempa yang mencapai 7 SR sudah pasti akan berpotensi terjadinya sebuah bencana Tsunami. Lantas apa yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali terkait hal tersebut?

Umat Hindu di Bali punya kepercayaannya tersendiri, di mana caranya dengan berbagai ritual-ritual sakral yang bertujuan untuk menyeimbangkan alam semesta.

Makanya saat kamu mengunjungi Padmasana (tempat sembahyang) di Bali pasti ada aja bentuk dasarnya dibuat berbentuk Bedawang Nala yang seluruh badannya diikat oleh Naga Anatabhoga dan Naga Basuki. Ini merupakan sebual simbolisasi dari keseimbangan alam.

Jika alam tidak seimbang, maka alam sendiri yang akan berusaha menyeimbangkannya

Umat Hindu menganggap, kalau alam semesta ini sebagai sebuah makhluk hidup yang harus dijaga dan diperlakukan dengan baik. Makanya ada sebuah tradisi Nyepi yang berguna untuk membiarkan alam semesta untuk beristirahat sehari saja.

gempa lombok

Teriak “Hidup, Hidup!” Saat Terjadi Gempa Lombok. Apa Maksudnya?

Minggu kemarin, tepatnya tanggal 5 Agustus 2018 Lombok kembali berduka akibat sebuah bencana gempa bumi yang berkekuatan 7 SR. Dilansir dari Bali Post, sebanyak 82 orang tewas saat kejadian tersebut. Ga cuma Lombok aja nih ngerasain gempanya, Bali pun ikut merasakan gempa ini dan banyak warga saat itu kelihatan berlari keluar sambil berteriak “hidup, hidup”.

Ngapain ya teriak “Hidup-hidup”?

Nah, masyarakat bali sih masih percaya sama sebuah mitos jaman dahulu, di mana saat gempa terjadi di Bali, semua orang berteriak “Hidup-hidup” nih. Konon, teriakan itu bertujuan agar seekor naga yang katanya sebagai pemicu gempa agar menjadi tenang kembali.

Begini mitosnya, jaman dahulu, ketika di Bali masih ada kerajaan, ada seorang janda beranak dua, laki-laki dan perempuan. kemudian ibu ini memiliki hubungan dengan siluman ular besar, atau ular Naga yang berdiam di dalam lubung padi di dekat rumahnya. Lalu anaknya pun curiga terhadap ibunya, mengapa setiap pulang dari hutan, pasti selalu mampir ke lumbung padi tersebut.

Suatu ketika, saat sang ibu pergi ke hutan, si kakak langsung aja nih memeriksa lumbung padi tersebut dan ternyata si kakak menemukan sebuah telur yang ukurannya lebih besar dari telur ayam. Tanpa basa-basi si kakak langsung mengambil dan memasaknya.

Buset makan telur dadar jumbo nih si kakak. Nah, saat selesai masak, si kakak langsung memakan telur itu dan seketika doi berubah menjadi seekor naga.

Akibat hal ini, si kakak dan adiknya langsung mencari ibunya ke dalam hutan. Saat di hutan, eh si ibu malahan sedang asik memadu kasih dengan sang naga. Lalu si kakak langsung marah dan menantang naga tersebut untuk bertarung. Si kakak menang sih dalam pertarungan tersebut, cuma sayang sekali ibu mereka juga ikut tewas.

Pada akhirnya si kakak memutuskan untuk masuk ke perut bumi agar tidak menimbulkan keresahan. Lalu si kakak menyuruh adiknya untuk mengambil air dengan sebuah keranjang. Setelah adiknya selesai mengambil air, si kakak ternyata sudah masuk duluan ke perut bumi. Si Kakak ingin agar si adik tidak bersedih atas kepergiannya.

Konon ketika si kakak sedang gelisah, karena tidak tahu bagaimana kabar adiknya di atas, kadang-kadang dia bergerak dari perut bumi untuk mengetahui kabar adiknya. Hal inilah yang bikin bumi bergoyang dan karena itulah banyak orang-orang berteriak “Hidup, hidup” sambil membunyikan kentongan untuk ngasih tahu si kakak, kalau adiknya masih hidup.

Teriak “Hidup, Hidup” yang masih menyimpan misteri

gempa lombok
Semoga cepat berlalu | Sumber gambar: gamabali

Sebenarnya, kalau dilihat sisi logikanya sih teriakan “Hidup, Hidup” ini, cuma sebagai sebuah seruan atau pertanda akan adanya sebuah marabahaya, yaitu gempa. Coba deh pikirin kamu teriak sambil membunyikan pentungan, sudah pasti akan menarik perhatian warga sekitar untuk keluar rumah.

Ini memang seperti salah satu bentuk penyampaian peringatan terkait gempa di Bali dan inilah uniknya Bali, masih percaya adanya seekor naga didalam perut bumi. Apakah saat Gempa Lombok, masyarakat Lombok ada yang kayak begini? Mungkin aja ada ya, kan siapa tahu ada orang Bali yang tinggal disana.

Pastinya, masyarakat Bali pun juga sangat prihatin dan ikut berduka atas musibah yang terjadi di Lombok. Mungkin setelah ini akan ada sebuah upacara di Bali, berupa Caru yang bertujuan agar selalu diberikan keselamatan dan terhindar dari marabahaya gempa bumi.