collins-parcel-photo-2021-05-05-09-21-1-609204db8ede483b6e1a8112

Bedanya Parsel dan Hamper Sampai Ada Kaitannya dengan Gebogan

Biasanya kalau mau hari raya pasti kebagian parsel sama hamper gitu ‘kan. Ayo, ngaku siapa yang masih bingung bedanya parsel dan hamper apa? Ya, memang sih sama-sama dibungkus, ada jajan dan minumannya tapi keduanya tetap dua hal yang berbeda. “Makanya cepat jelasin!” Iya-iya, sekarang Mz jelasin!

Parsel dan Hamper, Bedanya Apa Sih?

Masih banyak sekali yang suka salah kaprah dengan parsel dan hamper. Gara-gara sama-sama dibungkus dan diberi ketika hari raya atau hari bahagia lainnya. Ya sudah disamakan saja gitu, tapi sebenernya beda lho. Sangat berbeda bahkan.

Katanya parsel merujuk dengan sesuatu yang dibungkus. Jadi mau pakai apa pun untuk membungkusnya, ya namanya parsel. Isinya kadang ada makanan, minuman tapi bisa juga dokumen atau barang lainnya. Biasanya ada kurir yang akan mengantarkan dan memberi parsel, pemberiannya juga nggak harus ketika hari raya atau hari bahagia lainnya. Beda sama hamper yang menyimbolkan hadiah perayaan tertentu.

Terus kalau parsel itu untuk yang nggak ada hubungan dekat, beda sama hamper untuk orang-orang terdekat dan kesannya lebih personal. Makanya isi hamper biasanya seperti ada poin plus-nya gitu, apalagi untuk orang terdekat pasti ingin memberikan yang terbaik ‘kan.

Contoh parsel makanan |Source: https://thr.kompasiana.com

Bedanya dengan hamper cuma tempatnya saja sih. Hamper itu merujuk dengan keranjang, jadi barang-barang yang akan diberikan harus dalam wadah (keranjang).

Untuk barang-barangnya juga bisa bermacam-macam, seperti lebih banyak dari parsel. Parsel sama hamper bisa digabung namanya Fusion, ya digabung supaya semakin keren saja.

Ngomong-ngomong tentang parcel dan hamper, ada juga yang hampir mirip tapi ini versi Bali-nya. Jadi ada rasa-rasa lokalnya cuma nggak dibungkus saja. “Namanya apa, Mz?” Gebogan!

Hubungannya dengan Gebogan

Ini yang namanya Gebogan |Source: https://www.flickr.com

Kalau parcel dan hamper ‘kan harus dibungkus rapi, gebogan (nama lain: Pajegan) harus disusun rapi. Isinya juga menyesuaikan budget kita, asalkan tulus ikhlas saja. Ada buah-buahan dan jajan khas Bali, pokoknya serba lokal.

Untuk tinggi rendahnya juga menyesuaikan budget saja, kalau mau yang sederhana saja nggak apa-apa tapi kalau mau yang mewah juga silahkan. Pokoknya, kuncinya adalah harus tulus ikhlas. Bentuknya mirip gunung ‘kan, menjulang ke atas gitu. Makin ke atas, makin mengerucut alias lancip.

Tetap semangat untuk berbhakti pada-Nya |Source: https://www.anakdolan.com

Ditujukan Untuk Persembahan

Karena ini untuk persembahan, sebenarnya ada ketentuannya juga kalau mau bikin gebogan. Jadi, harus ada lima macam buah yang berasal dari lima jenis kelahiran yang berbeda, ini namanya Panca Rengga. Katanya, kalau Panca Rengga-nya nggak ada atau kurang, nilai spiritualnya akan lenyap.

Lima jenis kelahiran yang berbeda ini yakni ada yang lahir dari bunga (seperti mangga, jeruk, apel), lahir langsung dari pohon (nangka, durian, dan lainnya), lahir dari akar (bengkuang dan ketela), buah bersisik (buah naga, nanas dan salak) dan terakhir, yang sekali berbuah dan pohonnya langsung mati (pisang).

Dari tahun 1930 Sudah ada |Source: https://id.pinterest.com

Habis itu disusun di atas dulang (tempat untuk menaruh buah, jajan, bunga dan sampian). Supaya makin cantik bisa ditambah bunga untuk semakin terlihat warna warni. Kalau sampian (dibaca: sampyan) itu sebagai simbol senjata, untuk memerangi adharma alias yang nggak baik dan sebagai wujud persembahan dan bhakti kita pada Hyang Widhi. Jadi wajib harus ada sampian. Di atas sampian juga harus diletakkan canang.

Gebogan itu ‘kan sesaji dan isinya mewakili hasil bumi jadi harus mengikuti sesuai ketentuan supaya nilai spritualnya tetap ada. Setiap gebogan mewakili satu keluarga, jadi kalau di pura terdapat suatu tempat untuk meletakkan gebogannya supaya yang punya nggak bingung mencari kesana sini lagi.

Harus hati-hati bawanya |Source: https://www.pinterest.com

Selepas dijadikan persembahan, buah-buahan dan jajan tadi bisa kita makan. Jadi banyak yang bilang, kita semacam makan makanan bekas Tuhan. Karena pengaruh modernisasi juga, minuman kaleng atau semacamnya dipakai juga untuk mengisi gebogan. Sebenarnya sih nggak boleh, ‘kan nggak termasuk dari Panca Rengga tadi.

Hampir miriplah ya dengan parsel dan hamper. Cuma bedanya isi dan siapa yang mau diberikan. Terserah kalau mau mewah atau sederhana, yang penting tulus ikhlas saja, dijamin akan berkah. Inget ya, harus ikhlas!