Ini berasa seperti film London Hal Fallen, di mana teroris melakukan penyerangan akibat sebuah balas dendam terhadap pemerintah. Ini sebuah insiden yang sepertinya sudah direncanakan dengan matang oleh pihak teroris untuk menteror Indonesia. Dimulai dari kasus Mako Brimob kemudian berlanjut Minggu kemarin pada tanggal 13 Mei 2018 Surabaya kecolongan 3 Gereja berhasil dibom oleh pasukan jahanam bernama teroris.
Berdasarkan Mojok Tiga bom meledak secara berurutan di tiga Gereja di Surabaya. Pukul 06.30 di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela. Pukul 07.15 di Gereja Pantekosta Pusat. Pukul 07.53 di Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro. Ngeri banget sumpah.
Kamu sudah tahu pasti pelaku bom teroris itu adalah satu keluarga. Jangan ditiru keluarga ini ya. Ayahnya meledakkan diri dengan mobil di Gereja Pantekosta Pusat, Ibu dan kedua anak perempuannya meledakkan diri di halaman GKI Diponegoro., sedangkan dua anak laki-lakinya meledakkan diri di Gereja Santa Maria.
Dari pengakuan polisi, keluarga ini merupakan dari jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) dan baru balik dari Suriah. KAPOLRI juga bilang kalau ini juga merupakan bagian dari lanjutan kerusuhan di Mako Brimob. Kini suasana Indonesia mejadi menegang setelah kejadian ini.
Bali, Surabaya, hingga Jakarta menjadi sasaran teorirs saat ini. Mz peringatkan untuk sementara ini jangan terlalu sering pergi ke tempat-tempat yang ramai, seperti Mall, tempat konser dan pasar juga bisa menjadi salah satu tempat favorit untuk teroris. Kini Surabaya sangat berduka atas kejadian pahit ini.
Sang Pahlawan Aloysius Bayu Rendra Wardhana
Saat kejadian tersebut sosok pahlawan yang mungkin kamu tidak kenal yang telah berhasil menghadang motor yang digunakan teroris untuk masuk ke dalam Gereja Katolik Santa Maria. Namun aksi heroiknya juga saat itu sekaligus menutup usianya dengan mengorbankan dirinya meledak bersama dengan teroris tersebut.
Aloysius Bayu Rendra Wardhana sosok relawan Kordinator Keamanan Gereja ini sudah melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Sampai saat ini 10 orang sudah dipastikan tidak selamat dalam insiden ini. Serangan teror yang dikaitkan dengan istilah Syahid ini sangat tidak pantas dan memang bukan tergolong Syahid.
Syahid memang sebuah arti mati berperang memebela kebenaran dalam ajaran agama Islam. Tapi benarkah mati seperti ini disebut Syahid? Ini hampir sama dengan konsep perang Puputan yang dipegang sama pasukan Bali saat bertempur melawan penjajah, tetapi apa yang dilakukan oleh para teroris ini bukan termasuk Syahid, melainkan bunuh diri dan menebar ketakutan terhadap manusia yang berbeda jalan dengan mereka.
Setelah kejadian tersebut berlangsung, Presiden Joko Widodo langsung menuju ke tempat lokasi untuk melihat bagaimana kondisi pasca kejadian terjadi. Ini membuktikan Presiden juga turut berduka dan pihak POLRI akan segera meningkatakan keamanan secara penuh.
Kemana lanjutan dari UU Terorisme bikinan DPR?
Setelah kejadian ini amat sangat disayangkan kemana kelanjutan lagi UU Terorisme yang sampai saat ini belum diselesaikan sama para Dewa yang terhormat DPR RI. Apaan sih kerjaannya DPR sampai-sampai UU Terorisme belum kelar-kelar sampai sekarang.
Mz juga tidak tahu gimana kinerja DPR sekarang dan sikap mereka selanjutnya juga masih belum tahu, karena sesuatu yang bikin netizen jadi tambah muak dengan adanya cuitan Twitter Fadli Zon berbunyi, “Terorisme biasanya berkembang di negara yang lemah pemimpinnya, mudah diintervensi, banyak kemiskinan dan ketimpangan dan ketidakadilan yang nyata.”
Seakan-akan yang salah adalah Pemerintahan Indonesia yang dikatakan lemah, kalau melihat dari sindiran dan timing tweet-nya. Bukannya DPR juga bagian dari Pemerintahan Indonesia? Berarti lemah juga dong? Sebaiknya segera selesaikan UU Terorisme agar pihak yang berwenang bisa menghabisi teroris sampai dengan akar-akarnya.
Indonesia tidak takut dan teroris harus dimusnahkan
Kamu sebaiknya yang masih melihat beberapa postingan mengenai kejadian-kejadian tragis di Surabaya untuk tidak ikut share, karena dikhawatirkan akan membuat kondisi semakin tidak kondusif. Kamu tenang aja, pihak kepolisian dan beberapa intel sudah mulai bergerak untuk menangkap para teroris yang masih berkeliaran.
Kamu masih ingatkan serangan teroris di Jakarta pada Januari 2016 itu? Dari situlah muncul gerakan “Kami Tidak Takut” yang berarti tidak akan takut akan teror yang disebabkan sama terorisme. Hingga saat ini slogan tersebut masih tidak menggoyahkan masyarakat Indonesia dalam mendukung aparat kepolisian dalam memberantas terorisme.
Beberapa kejadian sudah terjadi hari ini, salah asatunya di Bali, di mana seorang terduga yang dicurigai sebagai teroris masuk tanpa alasan ke asrama Polisi Daerah Pasar Kreneng, Denpasar. Setelah diperikas ternyata dia kabur dan dikejar sama polisi. Hingga kini Jl. WR Supratman, Denpasar masih ditutup total karena masih dalam pengejaran.
Tetap waspadai sekitarmu akan pergeraan mereka. Jika kamu menemukan salah satu orang mencurigakan, segera menjauh darinya dan laporkan ke petugas keamanan terdekat. Meningkatkan kewaspadaan sangat berarti untuk menyelamatkan nyawa-nyawa yang tidak berdosa sebagai penerus bangsa.