Sampi apa yang seru? Shampi crew dong!
Berawal tahun 2014, Bimbim, Tude, Aldi dan para mahasiswa Institut Seni Indoensia, Bali atau ISI jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan 2014 bikin sebuah perkumpulan seru-seruan bernama Shampi crew. Lah kok namanya Shampi crew?
Jadi gini ceritanya, menurut pengakuan si Aldi, namanya Shampi ini dipilih karena rata-rata anggotanya sengap alias dengang pas bikin acara. Sedengang-dengangnya anggota Shampi crew, tetep aja punya segudang kreatifitas keren yang bikin Mz kepo.
Komunitas ini berjumlah anggota 15 orang dan mereka semua suka mural. “Kurang lebih kita bikin mural 10-an gitulah. Sampai saat ini baru segitu kira-kira mural yang udah dibikin sama Shampi crew” jelasi si Bimbim.
Komunitas ini juga mengajak para anak muda agar bisa berekspresi secara positif. Maksudnya, ga cuman corat-coret ngasal aja, tetapi dalam coretan tersebut ada sebuah makna yang ngambarin diri kamu banget gitu. Bimbim dan kawan-kawan melihat sendiri fenomena itu di Bali, kalau anak-anak muda sekarang masih kurang pemahaman mengenai ekspresi diri.

Nah, disini Shampi crew mencoba menyebarkan virus-virus edukasi dengan berbagai mural-mural yang mereka bikin. Salah satu mural yang menurut mereka keren, yaitu bikin gambar Gebogan (salah satu sarana upacara umat Hindu di Bali) yang isinya sampah pada acara anak Photography ISI Bali
Jangan tersinggung dulu, karena “Ada udang dibalik batu”. Pasti ada pesan dibalik mural yang dibikin komunitas ini. “Mural itu menjelaskan, kalau Gebogan Bali saat ini isinya makanan dan minuman yang serba modern. Itu kan udah keluar dari konteks budaya Bali. Makanya kita mengajak orang-orang agar sadar, kalau apa yang dilakukan ini kurang benar” Jelas Bimbim.

Lewat berbagai muralnya, mereka berharap agar para anak muda di Bali, terutama yang senang dalam dunia menggambar dapat menuangkan segala bentuk kreatifitasnya dengan positif. Mereka juga harapkan agar generasi selanjutnya lebih kreatif dari Shampi crew saat ini.