Masih belum bisa moveon dari kejadian Teror Surabaya yang bikin sedih, sekarang datang lagi berita duka dari Sang pelawak legendaris Srimulat bernama Gogon. Terima kasih udah menghibur rakyat Indonesia selama ini. Tidak cuman itu aja nih, beberapa kabar duka juga muncul dari kalangan seniman Bali yang juga kehilangan beberapa sosok yang sangat menginspirasi para seniman di Bali dalam berkarya.
Tahun 2018 seakan-akan diwarnai dengan berbagai kesedihan menyelimuti Indonesia. tahun ini juga menjadi kisah sedih di Bali, karena beberapa seniman asala Bali ini pergi meninggalkan kita semua dengan segudang karya hebat yang mereka ciptakan selama hidupnya. Berikut beberapa seniman Bali yang meninggal di tahun 2018.
Made Indra Navicula
Ini benar-benar bikin seluruh musisi di Indonesia juga ikut bersedih, pasalnya salah satu personil Band Bali, Navicula Made Indra menghembuskan nafas terakhirnya pada 26 Maret 2018 setelah mengalami kecelakaan tragis bersama kekasihnya. Ribuan doa diberikan untuk Made agar tetap tenang disana.
Penari I Gusti Ayu Raka Rasmi
Maestro penari Bali asal Peliatan, Ubud, Bali ini pada 17 April 2018 sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Di usia 80 tahun, I Gusti Ayu Raka Rasmi sampun puput sudah peran Beliau di dunia sebagai salah satu seniman yang sangat berusaha melestarikan tari Bali hingga akhir hayatnya. Terima kasih sudah selalu menginspirasi anak muda Bali.
Pekak Jegog, Sang Pencipta Tari Makepung
10 Mei 2018, RSUD Sanglah tempat terakhir Beliau menginap akibat kanker paru-paru ganas yang sudah mencapai stadium 4. Pekak Jegog atau Ketut Suwentra ini salah satu seniman legendaris Bali yang telah menciptakan Tari Makepung dan sudah banyak berjasa dalam kesenian budaya Bali. Jangan kalah sama Beliau dan lanjutkan api semangatnya.
Bondres Susik yang begitu nyentrik
Srimulat memang memiliki sosok Gogon yang sangat dikenal, tetapi Bali juga memiliki salah satu seniman lawak yang benar-benar lucu banget. Bondres Susik atau Drs. Ngurah Made Sadika yang merupakan salah satu pelawak Bondres yang dulu selalu dinantikan penampilan kocaknya, serta gaya bahasa anak Buleleng yang begitu kental (maklum Beliau anak Buleleng) menjadi ciri khas dari Susik sendiri.
Pada tanggal 15 Mei 2018, Beliau sudah tidak bisa menahan penyakit diabetes yang sudah dideritanya selama bertahun-tahun. Kini peran Susik ini sudah dilanjutkan oleh anaknya, tetapi Bali masih sangat merindukan gaya lucu Drs. Ngurah Made Sadika sebagai Susik. Namun, mungkin sudah jalannya Beliau harus bertemu Sang pencipta dan meninggalkan berbagai kenangan lucu selama menghibur masyarakat Bali.
Terimakasih karena telah menghibur kami (Mz khususnya) selama ini. Semoga bisa beristirahat dengan tenang dan diterima di sisiNya.