Era perekonomian memasuki tahap perubahan, dari tahap pertanian, industri, ekonomi informasi dan kali ini memasuki tahap perkembangan ekonomi kreatif. Dari ekonomi kreatif juga memasuki perkembangan Orange Ekonomi yakni memadukan antara industri kreatif dengan ekonomi Culture. Sehingga dari perubahan ini Pemkot Denpasar dibawah kepemimpinan Walikota, I.B Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota, I.G.N Jaya Negara memiliki komitmen dalam perkembangan Orange Ekonomi. Hal ini dilakukan penguatan dengan melaksanakan Seminar Orange Ekonomi yang bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana serta Bank Indonesia Perwakilan Wilayah Bali, Jumat 3 Maret 2017 bertempat di ruang pertemuan Bank Indonesia. Seminar dibuka secara resmi Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra ditandai dengan pemukulan gong, menghadirkan narasumber Walikota Surabaya, Tri Rismaharani, Guru Besar FEUI, Prof. Rhenald Kasali serta Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Prof. I Wayan Ramantha.
Walikota, I.B Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan Orange Ekonomi dengan penguatan dari pontensi lokal masyarakat yang tak terlepas dari akar budaya yang ada. Hal ini sangat cocok berkembang di Kota Denpasar dengan perpadauan 16 unsur ekonomi kreatif yang ada serta melakukan penajaman dengan action Orange Ekonomi yang melibatkan akademisi untuk menyusun konsep serta mengambil langkah-langkah kedepan. Seperti penguatan daya saing potensi lokal telah dilakukan Pemkot Denpasar dengan memperkuat pasar rakyat sebagai simbul ekonomi kerakyatan dengan melakukan langkah revitalisasi fisik dan penguatan pengelolaan. Hal ini memberikan sebuah bukti yang mampu berimbas pada eksistensi Pasar Rakyat telah menjadi sebuah prestasi yang mampu diraih Pasar Sindhu peringkat pertama trending atraksi di Asia Tenggara. Disamping itu Denpasar juga menjadi sebuah tempat dalam perkembangan perjalanan industri kreatif dengan keberadaan sebuah industri diantaranya industri Cartoon serta Komik Tantraz yang tak terlepas dari ekonomi culture dengan bisnis yang ada saat ini.
Risma mengatakan Kota Surabaya tidak memiliki akar budaya seperti di Kota Denpasar yang mampu sebagai penguatan potensi lokal serta berdampak pada penguatan Orange Ekonomi. Namun hal ini terus dilakukan yang melibatkan seluruh masyarakat untuk penguatan budaya lewat gelaran parade budaya dari berbagai etnik yang ada di Kota Surabaya.
Sementara Prof. Rhenald Kasali mengatakan Walikota Rai Mantra memiliki perhatian besar terhadap ekonomi kreatif yang digeluti anak muda. Hal ini sangat tepat dilakukan yang tak terlepas dari ekosistem ekonomi kreatif yang harus terus dikembangkan tak terlepas dari potensi lokal yang dimiliki masyarakat Kota Denpasar. “Orange Ekonomi harus dibangun bersama tak terlepas dari inovasi dengan pengembangan yang tak boleh bertentangan dengan budaya masyarakat Kota Denpasar,’ ujarnya.
Leave a Reply