Nggak hanya pura, di Bali juga punya banyak patung. Selain GWK (Garuda Wisnu Kencana), masih banyak patung ikonik lain yang pastinya nggak asing buat kalian. At least, pernah ngelihat patungnya cuman nggak sampek merhatiin detail karena lagi berkendara. Siap-siap! Bentar lagi kita bakal kepoin empat patung ikonik yang tinggi akan nilai dan sejarah. Tetap scroll down!
Patung Satria Gatotkaca
Pasti pernah ‘kan pergi ke Tuban, Badung? Dijamin pasti tahu patung yang satu ini. Apalagi letaknya di dekat Bandara Ngurah Rai dan lampu merah, auto merhatiin ketika lagi nunggu lampu hijau. Sosok berjasa dibalik berdirinya patung yang diangkat dari kisah Mahabratha ini bernama I Wayan Winten. Sesuai namanya, patung yang dibangun pada tahun 1993 ini menceritakan sosok Gatotkaca yang gagah nan berani. Putra dari Bimasena (Panca Pandawa) ini terkenal kuat dan menjadi salah satu ksatria yang handal dalam melindungi kerajaan.
Scene yang dijadikan patung ini adalah ketika Gatotkaca melawan Karna atau Raja Angga dalam perang Bhatara Yudha. Bersenjatakan gada, Gatotkaca pun berjuang mati-matian untuk melawan Karna yang bersenjatakan panah. Karena saking saktinya, Gatotkaca pun meninggal akibat dipanah Karna. Btw, yang jadi kusir kereta yang lagi ditarik enam kuda itu adalah Raja Salya (pamannya Nakula dan Sadewa).
Patung Titi Banda
Yang tadi Mahabratha, sekarang kita ke epos Ramayana. Nah, scene patung yang satu ini adalah ketika Sri Rama dan 18 ekor kera tengah membuat jembatan Titi Banda. Nggak hanya sekedar buat, tujuannya adalah untuk menjemput Sinta yang tengah ditawan oleh Rahwana di Kerajaan Alengka. Disini kelihatan banget sih sifat kepemimpinan Sri Rama, ketulus ikhlasan para kera yang membantu dan besarnya cinta untuk sang istri, Sinta.
Patung Dewa Ruci
Ini apalagi, semua orang pasti tahu Patung Dewa Ruci, Dibuat juga oleh I Wayan Winten, patung ini berlatarbelakang sang Bima yang tengah melawan Naga Baruna. Dikisahkan Bima ditugaskan untuk mencari tirta amertha oleh gurunya, Drona. Sebenarnya si Bima cuman dimanfaatin oleh Kurawa cuman lewat gurunya saja, kan ditahuin tuh dia kuat, mau dilihat gitu bisa nggak nyari tirta amertha yang nggak mungkin untuk ditemukan.
Perjuangan ini pun akhirnya membawanya ke pertarungan sengit dengan Naga Baruna atau Naga Neburwana. Karena emang basicnya kuat, Bima lah yang menang. Setelah itu, bertemulah ia dengan sosok orang mini bernama Dewa Ruci. Jadi, patung paling atas itu mewakili Dewa Ruci, terus Bima yang lagi ngelawan naga. Untuk ombaknya di bawahnya itu bercerita lagi di samudera.
Selain GWK, Patung Bayi Sakah Juga Nggak Kalah Populer
Berbentuk bayi raksasa, patung Sang Hyang Siwa Buddha atau Sang Hyang Brahma Lelare ini dibuat oleh I Ketut Sugata. Kenapa bentuknya bayi? Karena pertumbuhan manusia ‘kan diawali dengan menjadi bayi, jadi istilahnya sebagai simbol kelahiran manusia ke gumi ini gitu.
Sebenarnya masih banyak lagi, cuman Mz bahas empat dulu yak. Nggak sembarangan, patung-patung yang dibahas di atas dipikirkan dengan matang, dipahat dengan teliti dan kaya akan nilai sejarah. Ini salah satu bentuk dalam menjaga kelestarian nilai-nilai epos, yakni dengan mengabadikannya dalam bentuk patung.