Biasanya saat melakukan Piodalan atau upacara-upacara umat Hindu di Bali, pastinya ada sebuah sanggah yang terbuat dari bambu yang selalu wajib ada dalam setiap upacara adat di Bali. Namanya Sanggah Surya, sebuah tempat yang disimbolkan sebagai linggihan-nya Dewa Surya, Sang Dewa Matahari.
Dirangkum dari Bali Express, sanggah ini juga disebut sebagai Sanggah Agung. Dilansir dari Bali Express, sanggah agung berasal dari dua kata, yakni Sanggah yang mengandung arti sumber, sedangkan Agung menekankan kewibawaan Sang Hyang Siwa Raditya yang tak lain adalah Dewa Surya.
Sanggah ini nampak selalu dipasang menghadap arah Timur Laut, maksudnya kenapa ya? Ternyata berdasarkan konsep Asta Kosala Kosali Bali, arah Timur Laut atau kaja kangin ini merupakan arah mata angin yang dipercaya sebagai arah Dewata.
Mengapa wajib mendirikan Sanggah Surya? Dewa Surya dalam keyakinan Hindu yang berarti Dewa Matahari yang selalu memberikan sinarnya untuk menyinari bumi berserta makhluk di dalamnya. Oleh karena itu, setiap upacara adat di Bali kurang komplit kalau tidak ada sanggah ini, karena fungsinya, selain sebagai tempat berstana Dewa Surya, juga sebagai simbol saksi upacara.
Dewa Surya yang selalu disembah sebagai salah satu pemberi kehidupan

Matahari sebagai salah satu yang memberikan kehidupan bumi ini. Maka dari itu Dewa Surya selalu disembah oleh seluruh umat Hindu di Bali. Coba perhatikan deh, saat melakukan persembahyangan, di mana setelah sembah tangan kosong, pasti dilanjutkan dengan menyembah dewa Surya dengan menggunakan bunga berwarna putih.
Bayangin aja jika tidak ada Matahari, sudah pasti kehidupan di bumi tidak akan pernah sebaik ini. Sinar Matahari sangat berguna bagi kelangsungan kehidupan di bumi, seperti contohnya tumbuhan yang memanfaatkan sinar matahari untuk berfotosintesis.
Makanya umat Hindu di Bali selalu memuja Dewa Surya sebagai ucapan terima kasih dan syukur, karena selalu diberikan sinar setiap hari. Ini hanya sebagai simbolisasi ya dan setiap orang memiliki caranya sendiri untuk bertetima kasih kepada para ciptaan Tuhan.
Kalau umat Hindu di Bali sih begini caranya, kalau kamu caranya gimana?