Udah pada tahu kan kalau Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Saniscaya Umanis Wuku Watugunung pada kalender Bali ini akan berbarengan dengan Hari Raya Nyepi di tahun 2018 nanti?
Mz rasa hampir semua udah pada tahu, banyak juga kan media yang membahas fenomena yang bisa dibilang langka ini.
Yang jadi pertanyaan adalah, gimana dong cara kita untuk merayakan Hari Raya Saraswati yang bertepatan dengan Hari Raya Nyepi ini? Kalau pas Hari Raya Nyepi kan ada Catur Brata yang merupakan empat pantangan yang harus dijalankan saat melaksanakan Hari Raya Nyepi, yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang).

Tenang, terkait hal ini pihak Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali udah menggelar Pasamuhan Madya II (2/12/12) yang khusus membahas tentang fenomena langka ini.
Dan dari hasil Pasamuhan ini diputuskan, Hari Raya Saraswati tetap dilaksanakan pada hari Sabtu (saat Hari Raya Nyepi), tapi sebelum jam 06.00 WITA. Pagi-pagi gitu deh merayakan Saraswatinya. Pokoknya setelah jam 06.00 WITA udah nggak ada suara genta, dupa, maupun kegiatan-kegiatan lain. Pure Nyepi, Brooo!

Untuk keesokan harinya, pada saat Banyu Pinaruh yang merupakan rangkaian dari Hari Raya Saraswati yang biasanya umat pada melukat ke sumber mata air atau pantai untuk membersihkan diri pada jam 04.00 WITA – 06.00 WITA, bisa dilakukan setelah pukul 06.00 WITA.

Oh, gituuuu. Gimana? Sekarang udah nggak bingung lagi dong terkait fenomena dimana Hari Raya Saraswati yang berbarengan dengan Hari Raya Nyepi ini. Semoga bisa membantu ya hehe…