Rame-Rame Pada Uninstall Gojek. Ada Apaan Sih?

Unistall Gojek
Sumber Gambar: Shutterstock.com/findracadabra

Netizen kembali membuat keriuhan di media sosial. Awalnya keriuhan ini nggak sampai ke Mz, tapi karena temen Mz yang ngasi tau, jadinya Mz ikut nimbrung diantara keriuhan ini.

Udah lah Mz, jangan banyak cakap, langsung ae!

Iya, sabar. Duh! Keriuhan yang Mz maksud di sini adalah hashtag Uninstall Gojek atau #UninstallGojek. Hal ini terjadi nggak mungkin tanpa sebab. Nggak mungkin nggak ada pemicunya. Lucu aja gitu kalau buat hashtag ditanya apa maksudnya tapi jawabnya iseng-iseng aja, apalagi ini menyangkut usaha orang. Hehe…

Uninstall Gojek
Uninstall nggak ya?

Semua ini berawal dari postingan salah satu orang Gojek (sebut saja Mas BS) yang menampilkan kampanye internal yang menyatakan bahwa “GO-JEK membawa isu inklusivitas dan keragaman dengan lebih serius dengan menerapkan kebijakan non-diskriminasi kepada kelompok yang kurang terwakili, yaitu LGBT, meski ini adalah perusahaan Indonesia”.

Kalau Mz yang punya Go-Jek pasti stres banget karena adanya gerakan sosial media ini. Mz rasa orang-orang Gojek juga merasakan apa yang Mz rasa, mereka pasti stres juga. (sok tau mode: on)

Go-Jek nggak diam gitu aja. Mereka langsung melakukan klarifikasi terkait keriuhan ini. Katanya, “Kami percaya bahwa ide dan kreativitas, yang menjadi kunci untuk melahirkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat, merupakan buah hasil kerja sama berbagai latar belakang pendidikan, budaya, dan keyakinan.”

Terkait status yang diunggah oleh Mas BS, Go-Jek mengklarifikasi bahwa unggahan tersebut bukankah pernyataan dari Go-Jek Indonesia, melainkan interpretasi pribadinya Mas BS terhadap salah satu acara internal dengan tema keberagaman.

Kalau nggak ikut gerakan #UninstallGojek a.k.a Uninstall Gojek auto dosa?

Sebagai masyarakat yang cukup rajin beribadah, Mz rasa nggak dosa sih kalo nggak ikut gerakan ini. Lagian nggak ada yang ngatain begitu juga kan diantara hashtag uninstall gojek yang bertebaran di media sosial.

Baca juga:  Gossen, Hero Baru Mobile Legend Ini Terinspirasi dari Ojek Online

Beda lagi kalau pertanyaannya gini, “apakah mendukung atau pelaku LGBT itu bertentangan dengan ajaran agama?”

Shri Sri Ravi Shankar, salah satu orang suci Hindu berpendapat, “Homoseksualitas tidak pernah dianggap sebagai kejahatan dalam ajaran Hindu. Bahkan, deva Ayyappa lahir dari Hari-Hara (Wisnu dan Siwa). Jadi ini tidak disebutkan merupakan sebuah kejahatan dalam sastra suci Smriti. Setiap orang memiliki unsur laki-laki dan perempuan. Menurut dominasi mereka, kecenderungan akan muncul dan bisa berubah. Tidak ada yang harus menghadapi diskriminasi karena preferensi seksual mereka. Dicap penjahat oleh karena ini tidak masuk akal.”

Kalau menurut Bhikkhu Uttamo Mahathera, yang dikutip dari situs Bodhi Buddhist Centre Indonesia, berpendapat bahwa seseorang yang berprilaku seksual menyimpang (Homoseksual, red) bisa saja mengikuti Buddha Dhamma. Karena ia juga memiliki hak untuk itu. Kita harus mengerti bahwa penyimpangan pada dirinya adalah bagian dari keputusan pribadinya, sedangkan pemilihan Buddha Dhamma juga merupakan keputusan pribadinya yang lain. Memang idealnya, setelah ia mengenal Dhamma, lambat laun, ia akan memperbaiki prilakunya sehingga hilanglah kebiasaan yang dikatakan oleh lingkungannya sebagai prilaku yang menyimpang itu. By the way, perilaku homoseksual termasuk melanggar Sila ke 3, yaitu melakukan perbuatan asusila yang maksudnya adalah melakukan pemuasan nafsu indriawi yang menyimpang.

Baca juga:  Laper Tapi Mager? Gojekin Makanan Ini Aja

Informasi terkait pandangan orang suci terkait LGBT ini Mz kutip langsung dari tulisannya I Ketut Merta Mupu di kanal kompasiana. Menarik untuk dibaca.

Kalau pandangan pribadi Mz sih ya gimana ya. Emang Mz siapa bisa menentukan bahwa ini dosa atau itu nggak dosa. Mz hanyalah manusia biasa yang tak pernah lepas dari hilaf. Ea, Mz malah nyanyiin lagunya Radja.

Intinya, apapun yang kamu lakukan asalkan nggak mengganggu kehidupan orang lain jalanilah. Kalau masalah dosa atau enggak, itu masalah kamu dengan Tuhan.

Bonus nih!

Saya Masbrooo, pamit undur diri, sampai bertemu di artikel-artikel berikutnya.

Comments

comments

Agus Hendra Putra Yasa
Gosen. Boleh pake 's' boleh juga pake 'z'. Berpikir layaknya bernafas, setiap saat. Main twitter sama instagram di @gosendra kalo lagi pengen. Jarang main facebook tapi kalo mau berteman cari aja Agus Hendra Putra Yasa.