Desa Seraya, Karangasem memiliki sebuah Pura yang benar-benar unik nih. Sebuah Pura bernaman Pura Bhur Bwah Swah menjadi kawasan suci sebagai perlambang tiga dunia yang terletak di sebuah bukit kembar (jangan jorok ya) di bagian utara Karangasem. Tempat ini memang kelihatan terisolasi sih, karena agak jauh dari daerah perkotaan.
Namun apa yang menarik dari Pura ini ya? Padahal untuk mencapai tempat ini terbilang agak sulit,karena akses jalan yang masih kurang lancar ya. Tetapi kenapa masih banyak orang yang ingin banget untuk nangkil ke Pura ini ya?
Berdasarkan penjelasan dari Bali Express, Pura ini juga sebagai simbol tiga dunia. Dari namanya sudah kelihatan ya, yaitu Bhur, Bwah, dan Swah yang artinya Bumi, Langit, dan Sorga. Lokasi ketiga tempat ini pun berbeda alias tidak berdekatan lokasinya. Pura Bhur Loka letaknya sekitar 1,2 km dari areal parkir, sedangkan Pura Bwah Loka terletak sekitar 1,5 km keatas dari Pura Bhur Loka. Sedangkan Pura Swah Loka berada tepat di puncak bukit.
Menariknya di Pura Bhur ini ternyata merupakan tempat berstana Dewa Brahma yang disimbolkan dengan dua buah batu yang menyatu dengan sebuah pohon kepuh. Bukannya Dewa Brahma ada di Dapur ya? Ini hanya sebagai simbol dan kepercayaan masyarakat Seraya setempat, kalau Pura Bhur ini sebagai simbol dari Dewa Brahma.
Mz kasih tahu ya, kalau Bali itu emang unik dan pemujaan Tuhannya lebih kepada sesuatu yang sudah diyakini oleh leluhur mereka, jadi melalui simbol-simbol inilah umat Hindu mengaturkan baktinya agar tetap ada pada lindungan Tuhan Yang Maha Esa lewat berbagai macam manifestasinya, seperti Dewa atau Batara.
Pura Bhur Bwah Swah yang ditemukan oleh kaum Muslim

Benar-benar mengejutkan sih, baru pertama kalinya Mz mendengar kalau sebuah Pura di Bali ditemukan oleh sesepuh muslim Desa Seraya. Secara tidak sengaja para kaum muslim yang menemukan Pura ini langsung berusaha membersihkan dan menata kembali Pura ini agar layak untuk dijadikan sebagai tempat persembahyangan.
Ini merupakan sebuah bukti adanya toleransi umat beragama dengan tetap saling peduli dan saling menghormati meskipun itu bukan hak mereka. Bisa dijadikan contoh nih agar kamu sadar kalau agama itu cuman cara buat kamu ketemu sama Tuhan dan tidak perlu menjelekan agama lain yang dirasa berbeda cara penyembahannya.
Umat muslim di Seraya begitu menghormati Pura ini dan mereka percaya kalau Pura ini dapat memberikan kemakmuran bagi umat muslim. Buktinya setiap setahun sekali, para umat muslim di sini akan memberikan persembahan berupa hasil ladang dan berbagai kue sebagai wujud syukur atas kemakmuran yang diberikan oleh Penguasa dari Pura ini.
Tradisi harmonis antara Muslim dan Hindu di Seraya

Hingga kini para umat Muslim dan Hindu saling bahu membahu untuk ngayah di Pura ini. Umat Muslim biasanya tidak melaksanakan persembahyangan layaknya umat Hindu, tetapi mereka ikut membantu membersihkan di Pura ini dan memanjatkan doa layaknya Islam yang sedang berziarah.
Di Pura ini terdapat sebuah perayaan bernama Usaba Japra, di mana acara ini jatuhnya setial 30 tahun sekali dan pas banget jatuhnya pas perayaan Galungan. Jadi, pas perayaan ini akan sangat terlihat bagaimana akulturasi budaya yang harmonis.
Pura ini juga menggunakan konsep Tri Murti, di mana Pura Bhur berstana Dewa Brahma sebagai pencipta, di Pura Bwah berstana Dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan di Pura Swah bestana Dewa Iswara sebagai pelebur. Tetap sesuai dengan ajaran Mpu Kuturan yang udah berjasa banget untuk kedamaian di Bali.
Pantangan ketika tangkil ke Pura Bhur Bwah Swah

Kalau ke sini ada beberapa aturan yang nggak boleh kamu langgar, seperti tidak boleh menghaturkan daging babi (mungkin menghormati umat muslim), daging pindang, dan ikan laut. Udah ikuti aja biar kamu tetap aman saat menuju ke Pura ini. Satu lagi, dilarang keras membawa berbagai benda-benda sakti yang berbau mistis.
Kamu udah pasti tahu dong tujuan ke Pura, jadi emang nggak boleh ada niat yang lain selain memohon agar selalu diberikan keselamatan dan kesehatan. Makanya sebelum ke sini, kamu bakalan diajak melukat agar bersih secara Niskala.
Kalau dilanggar gimana jadinya? Pernah diceritakan ada yang sampai tersesat tidak menemukan lokasi Pura, hingga badannya terasa panas dan sangat lelah padahal belum mencapai Pura Bhur Bwah Swah akibat menggunakan benda-benda sakti yang dianggap melanggar aturan Pura ini.
Sekiranya sebagai umat Hindu maupun Muslim yang datang kemari, tetap taati aturan dan dengan ikhlas berserah diri pada-Nya yang lebih Maha Tahu dan Maha Kuasa. Aturan ini dibuat sebenarnya agar kamu nggak terlihat sombong dan sok jago.