Kamu pasti pada tahu sendiri kalau penyelenggaraan International Monetary Fund and the World Bank atau dikenal dengan singkatan IMF-WB kali ini akan diadakan di Bali selama 8-14 Oktober 2018. Wow! Kenapa Bali ya yang dipilih untuk penyelenggaraan IMF tahun ini? Mz juga sebetulnya masih bertaya-tanya alasan mengapa pertemuan ini pengennya diadain di Bali.
Seperti yang diketahui, Bali memang sudah dikenal dengan pariwisatanya. Kalau bahas ini memang sih amat membosankan, karena semua orang juga sudah pada tahu soal ini.
Dilansir dari Tirto, juru bicara dari Bank Dunia, David Theis menjelaskan, Bali dipilih sebagai pelaksanaan IMF, karena Bali sendiri memiliki nilai plus ketimbang kota lainnya, baik dari segi akomodasi, fasilitas, hingga keamanannya juga sudah sangat lengkap dan aman untuk menyelenggarakan pertemuan ini di Bali.
Acara ini sudah dipastikan bakalan diadakan di Nusa Dua Convention Center dan oleh karena itu semua persiapan, terutama keamanan di Bali semakin diperketat.
TNI akan bergerak, baik dari lini darat, laut, hingga udara sudah siap dari 1 Oktober 2018. Bandara Internasional Ngurah Rai juga akan diperketat oleh pihak TNI dengan bekerja sama dengan para pihak Bandara. Kondisi keamanan Bandara Internasional Ngurah Rai pada hari biasa aja udah ketat banget, apalagi sekarang diperketat ya? Bisa kamu bayangkan sendiri deh.
Gak hanya itu, TNI juga akan mengerahkan pesawat tanpa awaknya yang akan mengawasi dan mengamankan kawasan udara dibawah Komando pertahanan udara Nasional atau disingkat Kohanudnas. Para Helikopter dan pesawat tempur juga selalu standby jika terdapat bencana atau ancaman dari para peneror (you know lah siapa itu).
Saat IMF, para pasukan elit Indonesia juga akan dikeluarkan dari kandang mereka, seperti salah satunya Kopasus, Denjaka, Satbravo, dan Paskhas. Tapi tidak mungkin kelihatan secara terang-terangan ya.
Penyelenggaraan IMF-WB yang dikatakan berlebihan
Dibalik penyelenggaraan IMF-WB ini, ada juga yang kurang suka lho, di mana dilansir dari Tribun Bali, kubu pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengkritik, kalau penyelenggaraan IMF di Bali ini dikatakan terlalu mewah, karena menghabiskan dana sebesar 70 juta Dollar Amerika atau sekitar Rp. 800 miliyar lebih.
Ini disampaikan selaku tim ekonomi Prabowo-Sandi, Rizal Ramli, seharusnya dana yang dikeluarkan tidak lebih dari 10 juta Dollar Amerika. Katanya si Ramli, seharusnya pemerintah mampu menghemat biaya untuk acara ini, tetapi kembali lagi sih, soal keamanan dan kepercayaan dunia terhadap Bali, maka tidak heran kalau pengeluarannya sebanyak 70 juta Dollar Amerika.

Ada benarnya juga sih, soalnya Indonesia saat ini masih berduka soal bencana Lombok dan Palu. Tetapi pemeritah terlihat sudah sigap-sigap aja menangani bencana tersebut. Tidak ada salahnya juga mengeluarkan biaya lebih untuk memaksimalkan pengamanan selama IMF di Bali.
Disamping itu, Bali juga akan diuntungkan sebenarnya dengan penyelenggaraan acara ini, di mana menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) adanya IMF ini akan berdampak pada perekonomian Bali sebesar Rp. 5,9 triliun. Banyak banget kan dampaknya dan Bali sudah pasti diuntungkan dan Bali akan mendapatkan kepercayaan untuk penyelenggaraan IMF selanjutnya.