Tahu nggak kenapa Nyepi harus dilakukan? Ya, sebagai peringatan bahwa selama ini kita tuh terlalu sibuk, kita perlu berhenti sejenak dan beristirahat. Maka dari itu, Hari Raya Nyepi terus dilakukan setiap tahunnya dan bukan berarti kamu hanya bisa beristirahat saat Nyepi saja ya.

Peringatan Untuk Tidak Lupa Mengistirahatkan Diri Sejenak, Sekaligus Mencegah Virus Corona

Kata ‘Nyepi’ sendiri diambil dari kata ‘sepi’ yang berarti sunyi atau senyap. Yang artinya, tidak ada kegiatan yang dilakukan dan pastinya kamu dilarang buat keluar rumah. Nggak hanya itu, kamu juga nggak boleh mengeluarkan bunyi apapun baik dari benda atau dari kamu sendiri, nggak boleh hidupin api atau cahaya apapun dan diwajibkan juga untuk tidak bersenang-senang. Jadi keempat hal tersebut dinamakan Catur Brata Penyepian (Empat larangan atau pantangan yang wajib dilakukan Umat Hindu).
Ditiadakannya Aktivitas Bandara dan Rumah Sakit
Hari Raya Nyepi berdasarkan penanggalan/kalender Saka, dimulai sejak tahun 78 Masehi dan ini berbeda dari perayaan tahun baru Masehi (tiap 1 januari). Karena perayaan Hari Raya Nyepi yang memang harus dilakukan, aktivitas di Bandara Ngurah Rai dan rumah sakit ditiadakan. Terkecuali untuk keadaan darurat, pihak rumah sakit harus siap siaga menerima pasien. Biasanya mobil ambulance akan lewat tanpa menghidupkan sirene-nya untuk tidak mengganggu yang sedang melaksanakan Nyepi, atau nggak jarang mobil pecalang akan lewat secara berkala untuk ngecek apakah ada keributan ataupun hal-hal di luar kewajiban pelaksanaan Nyepi.
Sebelum perayaan hari puncak yaitu Nyepi, ada rangkaian acara yang harus dilakukan lho. Diawali dengan Upacara Melasti/Mekiyis/Melis yang biasanya dilakukan di segara (pantai) dengan tujuan nunas tirtha amertha (meminta tirtha yang memberi kehidupan) dan untuk penyucian/pembersihan sebelum merayakan Hari Suci Nyepi.

Setelah itu, dilakukan penghaturan bakti atau pemujaan yang dilakukan di Di Balai Agung atau Pura Desa di setiap desa pakraman. Nah kalau udah, bakal dilanjutin ke pelaksanaan Tawur Agung atau Mecaru yang tentunya bertujuan untuk keselamatan, keharmonisan dan keseimbangan alam. Dimaksudkan juga para bhuta kala (makhluk halus) tidak mengganggu saat pelaksanaan Nyepi dilakukan, makanya selalu diadakan pawai ogoh-ogoh yang akan diarak keliling desa dan dibakar setelahnya. Untuk orang-orang rumah bisa membakar sesuatu dan melakukan keributan, bisa dengan pukul panci atau yang lainnya. Asal jangan pukul orang saja.
Tradisi Seru yang Dilakukan Setelah Nyepi
Kalau semua sudah dilakukan, keesokan harinya akan dilakukan perayaan Hari Raya Nyepi dengan Catur Brata Penyepian (udah mz jelasin tadi yak). Selama sehari penuh kamu harus ngelakuin itu dengan baik, inget, jangan aneh-aneh ya! Nah setelah menyepi dan gelap-gelapan bareng doi, eh. Kamu bisa datang dan melihat tradisi Bali yang hanya dilakukan saat Ngembak Geni, salah satunya Omed-Omedan dan masih banyak lagi.

Kalau dipikir-pikir, hari raya ini bisa sekaligus mengurangi penyebaran virus corona. Dengan nggak keluar rumah ‘kan bisa menjadi salah satu antisipasi dalam tidak terkena virus yang satu ini. Semoga kita selalu baik-baik saja!