Dulu sempet akrab dengan Oka ini, saat duduk di bangku SMA. Hingga akhirnya jarak memisahkan kita, teknologi masih ala kadarnya, dan kita pun tak pernah jumpa. Dan setelah sekian lama, akhirnya Oka menjadi pembicara di sebuah acara, ngga sengaja pula Masbrooo dateng ke sana, di sanalah kita kembali berbagi banyak cerita.
Kenapa Masbrooo seperti bersastra? Pengen adaptasi dengan Oka, Brooo! Ya, awal Masbrooo berjumpa dengannya karena kita berdua ada di ekstrakulikuler yang sama, berkaitan dengan dunia sastra. Apakah sekarang Oka ini masih bergelut di dunia sastra? Atau ada nyambung-nyambung ke sana? Makanya, yuk ngobrol sama dia!
– Apa kabar Oka?
Halo baik, Masbrooo!
– Susah banget nih ketemu Oka, kesibukannya apa aja sih?
Lagi sibuk mencari diri sendiri, identitas, jati diri. Sebenarnya saya juga jarang ketemu Si Oka. Hahahhahaa.. Kalau dibilang sibuk ngga juga, Masbrooo! Mungkin ngga sepakat aja dengan waktu. Ketika Masbrooo nyari saya, saya sedang ada kerjaan. Tapi pas saya ngga ada kerjaan, ngga ada yg nyariin.
Kesibukan masih seputaran video dan film. Riset-riset, ngikutin workshop, shooting-shooting film, ngikutin screening film, dan tentu tidak lupa produksi komersil, untuk menjaga supaya roda kehidupan tetap berputar.
– Oh, film masih jalan ya?
Film sih udah menjadi bagian dari hidup saya sekarang. Passion-nya di situ, dan dapat penghidupan juga dari film.
– Kalau disuruh nilai diri sendiri, Oka ini film-maker ber-genre apa?
Komedi, tapi belakangan cenderung ke drama juga. Mungkin karena hidup saya penuh dengan drama dan komedi, jadi output-nya dalam karya begitu juga.
– Keuntungan apa sih film itu?
Dari segi materi untung besar ya. Kan ada film pesenan, ada juga film yang masuk festival kan dapet uang tunai, dari sponsor, banyak kok! Dari sisi ekspresi, film dapat menghadirkan imajinasi se-liar apapun secara nyata di dunia visual. Film itu kolektif, jadi segala macam disiplin ilmu dan seni bisa terlibat di sana. Akhirnya akan memperkaya wawasan, juga memperbanyak kawan.
– Project ke depan apa nih?
Masih ada beberapa film dokumenter dan fiksi yang masih tahap produksi. Ada beberapa project video inspirasi yang sedang digarap juga rencananya. Publish Maret 2016 di media social. Sengaja dibuat simple supaya gampang diakses dan viral. Jadi maanfaatnya bisa sampai di banyak kalangan.
– Harapan ke depan buat perfilman di Bali?
Film di Bali bisa menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Semakin banyak muncul senias Bali yang berbicara Bali dari dalam, sehingga bisa menjadi auto-kritik bagi Bali sendiri. Berbeda dengan senias luar daerah yg produksi di bali hanya mencari eksotika Bali Eh tapi ngga semua juga sih!
Harapan lain, makin bertambahnya ruang putar dan diskusi film. Karena film tidak ada gunanya tanpa penonton film. Di Bali sampai hari ini bisa dihitung jari ruang film tersebut. Minikino salah satu yg konsisten dalam hal ini sejak 2002. Terus rumah film Sang Karsa Singaraja yang muncul di 2015. Nah, nungguin di rumah sendiri di Denpasar nih yang nyediain wadahnya!
– Iya, semoga deh di Denpasar ada.
Sempat mendengar bakal ada Denpasar Youth Park. Kalo jalan, bagus! Semoga saja para sineas film di sini bisa didukung sama youth park itu. (Anw, Denpasar Youth Park udah diresmiin loh)
Nah, begitulah adanya Oka Sudarsana. Kalo penasaran pengen cek-cek doi, monggo cek di Instagram dan Facebook.
Leave a Reply