Satu hal yang harus kamu sadari: budaya menembak hanya ada di Indonesia. Entah dari mana asalnya. Coba ingat-ingat, kapan pertama kali Anda mendengar bahwa bila seorang pria ingin menjadi kekasih seorang wanita, maka ia harus bertanya dan meminta ijin dahulu pada sang wanita.
“Aku suka kamu.. Mau ngga kamu jadi pacarku?”
atau lebih parah lagi, “Bolehkah aku jadi pacarmu?”
Saya yakin, pertama kali Anda mengetahui konsep menembak adalah ketika Anda masih SMP atau SMA. Dengan kata lain, budaya menembak adalah sebuah trend di kalangan anak-anak ABG yang tidak tahu bagaimana caranya memulai sebuah hubungan romansa yang sesungguhnya.
Anak-anak ABG yang tidak mengerti cara menjalin hubungan romansa dengan wanita yang disukainya. Karena itu mereka bertanya dan meminta ijin, agar mereka mendapat sebuah konfirmasi bahwa sang wanita pun menyukai mereka dan bersedia menjalin hubungan romansa yang lebih spesial. Meminta validasi dari sang wanita. Meminta pengakuan.
Kalo kamu saat ini masih duduk di bangku sekolah dan memakai seragam SMP/SMA, maka silakan saja kamu lakukan hal ini. Silakan saja menembak. Karena hanya itu metode yang kamu ketahui. Karena toh, kamu juga belum berpengalaman.
Tapi kalo kamu adalah seorang pria dewasa yang menginginkan wanita dewasa untuk menjalin sebuah hubungan romansa yang dewasa pula, maka menembak jelas bukan cara yang tepat.
Ada dua alasan utama mengapa menembak itu sebuah KESALAHAN BESAR. Bahkan, di Hitman System, kita menyebutnya sebagai sebuah ‘dosa’.
(1) Ketika kamu nembak, maka kamu sedang menyerahkan seluruh kebahagiaan diri dan nasib kehidupan romansa kamu dalam tangan sang wanita. Bila sang wanita berbaik hati, maka dia akan nerima kamu dan kamu akan bahagia. Kalo ngga, maka dia akan menolak kamu dan membuat kamu menderita.
Ini membuat kamu berada pada posisi yang lemah dan kurang menguntungkan. Kamu menaruh kebahagiaanmu dalam kendali tangan sang wanita. Berarti kamu yang lebih membutuhkannya. Ini jelas bukan sebuah hubungan yang mutualisme dan seimbang.
Contohnya, seperti sebuah transaksi bisnis, di mana pihak pertama menyerahkan segala keputusan transaksi pada pihak kedua. Tidak ada negosiasi, tidak ada tawar menawar harga, tidak ada hubungan yang SALING membutuhkan. Pihak kedua jelas akan mengambil keputusan yang paling menguntungkannya.
(2) Ketika kamu menembak, kamu menaruh sebuah tanggung jawab yang besar pada pundak sang wanita. Kamu memaksanya untuk mengambil keputusan yang penting bagi hidupnya. Ketika ditembak, wanita menjadi ragu dan dilema. Banyak hal yang harus dia pertimbangkan. Kalo dia menerima kamu, tapi ternyata nanti hubungan tersebut tidak berjalan baik maka berarti itu adalah kesalahannya.
Dengan kata lain, kamu lepas tanggung jawab. Kamu memberikan sebuah beban pada sang wanita, sebuah beban yang seharusnya menjadi tanggung jawab kamu sebagai seorang pria.
Dan jelas, ngga ada orang yang ingin disalahkan. Karena itu, wanita cenderung menolak. Itu adalah pilihan yang lebih mudah baginya! Bagi kamu yang suka menonton acara Katakan Cinta yang populer beberapa tahun yang lalu, berapa banyak pria yang ditolak? Lebih dari 90%!
Kebanyakan pria ngga tau bahwa ada banyak cara lain untuk memulai dan menjalin sebuah hubungan spesial dengan wanita TANPA HARUS MENEMBAK!
Cara yang lebih dewasa, elegan, dan romantis. Cara yang tidak membuat wanita jadi terbeban dan bingung, tapi justru menunjukkan tanggung jawab dan kepemimpinan sebagai seorang pria sejati.
Dari puluhan email pertanyaan yang masuk setiap harinya ke inbox Hitman System, ada banyak sekali pria yang bercerita dan bertanya soal penolakan pada saat menembak.
Mereka bilang, “Awalnya sudah lumayan bagus, dia mau diajak jalan, sering telponan, dll. Tapi setelah saya nembak, dia langsung berubah 180 derajat. Ngga mau lagi di ajak keluar dan sering tidak mengangkat telpon saya..”
Sobat, kamu ditolak karena kamu menembak! Kalo kamu ngga nembak, maka kamu ngga akan ditolak, bukan?
Ini sebuah pernyataan yang sangat logis.
Ngga paham? Nih, Masbrooo jelaskan sedikit.
Bayangin kamu adalah seorang pria mapan, sukses dan memiliki pergaulan yang luas. Kamu ngga mempunyai masalah baik dalam romansa ataupun sosialisasi. Kamu dikelilingi oleh banyak teman baik wanita maupun pria. Kamu adalah sosok pria yang berkualitas. Sosok pria yang memiliki nilai tinggi.
Apakah pria berkualitas tersebut akan mengumbar perasaannya pada wanita dan meminta ijin untuk menjadi kekasihnya?
Apakah James Bond akan menembak wanita? Apakah Nicholas Saputra akan menembak wanita? Apakah kamu pikir Ardiansyah Bakrie menembak Nia Ramadhani ketika memulai hubungan mereka?
Masbrooo rasa sih engga.
Seorang pria berkualitas MEMILIH wanita mana yang dapat masuk dalam hidupnya. Pria berkualitas tidak mencari validasi dan pengakuan dari wanita yang disukainya. Dia tahu wanita tersebut MEMANG dan SUDAH menyukai dia.
Mungkin ada yang janggal dari cerita di atas. Bagaimana caranya si wanita dapat menjadi tertarik pada pria itu jika si pria tidak menyatakan/menunjukkan perasaannya?
Jawabannya adalah dengan kualitas yang dia miliki. Dengan sikapnya. Dengan kepribadiannya. Kamu ngga harus menunjukkan ketertarikan lewat kata-kata. Yang seperti itu justru lebih powerful dan bernilai.
Simple-nya kaya gini, sebuah brand/produk berkualitas ngga akan meminta kita untuk membeli produknya secara gamblang.
Kamu ngga pernah melihat sebuah iklan yang tagline-nya “BELI, DONG” khan?
Instead, mereka nunjukin seberapa berkualitas produknya, dengan cara, mungkin mencantumkan Nutrition Facts jika produk tersebut adalah food & beverages, sudah berapa lama produk tersebut beredar, direkomendasikan oleh para pakar, dan lain-lain.
Kalo kamu nunjukin perasaan kamu (menembak) atau dalam kasus sebuah produk, menyuruh konsumen untuk membeli produkmu, mungkin kamu bakal menghadapi penolakan.
Hal yang sama berlaku pada pria. Kamu harus memiliki kualitas tersebut terlebih dahulu untuk dapat membuat wanita tertarik. Kualitas seperti apa? Kei Savourie telah membahas TUNTAS kualitas utama yang menjadi daya tarik pria di mata wanita dalam ebook terbarunya yang berjudul Buat Wanita Tertarik Pada Anda.
Jadi, daripada nembak, lebih baik Anda berfokus pada kualitas dirimu dan jika saatnya sudah tiba, kamu hanya perlu menyeleksi dan menentukan wanita beruntung mana yang akan menjadi pendampingmu di pelaminan nanti
Namun ingat, hari itu ngga akan datang sebelum kamu memperkaya diri dengan kualitas-kualitas yang membuat wanita tertarik.