Buat yang sering ngabisin waktu di jalan, pasti ngeh ‘kan sekarang lagi marak-maraknya pengamen dengan busana adat ringan. Sebelumnya Mz sudah pernah bahas nih tingkatan pakaian adat Bali, sekarang recall lagi ke busana adat ringan yak.
Fenomena Pengamen Berpakaian Adat Bali
Kemunculannya berawal dari tahun 2021. Ketika pandemi menyerang, tahulah ya keadaan semakin chaos, apalagi dalam segi ekonomi. Banyak yang berusaha keras untuk bertahan, kerja apapun asalkan bisa menghasilkan uang. Kalau biasanya pengamen pakai pakaian seadanya dan bawa alat musik, sekarang jadi menggunakan busana adat ringan dan bawa mic lengkap dengan pengeras suaranya.
Fenomena ini tentunya mengundang berbagai tanggapan dari warganet. Ada yang merasa sah-sah saja karena tahu nyari uang lagi susah, tapi ada juga yang kurang setuju. Soalnya ‘kan pakai baju adat, harusnya buat metulungan apa gitu, malah dijadiin OOTD untuk ngamen. Kalau menurut kalian gimana nih?
Busana Adat Ringan Biasa Digunakan Untuk Kegiatan Non Formal
Punya tingkatan dan tujuan acaranya masing-masing, busana adat ringan ini memang diperuntukkan untuk kegiatan non formal seperti ngayah (bantu-bantu), ke banjar dan kegiatan lainnya. Biasanya yang cewek cuman pakai kamen dan selendang, atasannya bisa kaos (tergantung acaranya ya), paling enggak kebaya berlengan pendek. Buat yang cowok sudah pasti pakai kamen, kemeja atau kaos, selendang, lengkap dengan udeng. Jadi, pakaiannya itu terbilang santai. Beda cerita kalau mau ke pura, harus pakai kebaya lengan panjang (untuk perempuan) dan kemaja putih (untuk laki-laki).
Fenomena ini sebenarnya terdampak dari pandemi. Orang-orang cuman berniat untuk nyari nafkah, entah untuk makan atau uang tambahan. Tahu penyebarannya semakin meluas, ada peraturan yang melarang memberikan uang kepada pengamen berbusana adat ini. Bahkan sudah ada yang digondol satpol PP hingga pemanggilan orang tua.
Leave a Reply