Siapa nih sobat religi yang sukanya pergi tirta yatra keliling pura gitu? Nama Pura Pakendungan di Tanah Lot ini pasti udah gak asing lagi. Tapi tau gak, pura ini dibangun pada tahun 1408 masehi?
Terletak di Desa Beraban, Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, secara fisik pura Luhur Pakendungan ini selesai dibangun pada tahun 1408 masehi atau 80-81 tahun sebelum Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh datang ber-Dharmayatra pada tahun 1489 masehi. Cikal bakal berdirinya pura ini sangat erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang Nirartha. Orang suci yang juga bernama Danghyang Dwijendra itu berkeliling di Pulau Bali pada tahun caka 1411 atau tahun 1489M. Beliau datang dari Blambangan pada abad ke-15.
Seperti dituturkan dalam kitab Dwijendra Tattwa, setelah berada di Pura Rambut Siwi untuk beberapa lama, beliau yang juga dikenal dengan julukan Pedanda Sakti Wawu Rawuh ini meneruskan perjalanan menuju arah timur seusai melakukan sembahyang pagi, yaitu Surya Sewana (memuja Dewa Surya). Didalam perjalanan itu, beliau asik menikmati keindahan alam, sehingga tidak terasa, sore hari telah tiba di pantai selatan Pulau Bali ini. Di pantai ini terdapat sebuah pulau kecil yang berdiri diatas tanah parangan (tanah keras), disitulah Danghyang Nirartha beristirahat. Tidak lama setelah beristirahat, datanglah para nelayan dengan membawa berbagai makanan untuk dipersembahkan kepada beliau. Karena hari sudah sore, para nelayan mohon agar beliau berkenan menginap di pondok mereka. Namun, permohonan itu ditolak karena beliau lebih senang bermalam di pulau kecil itu. Disamping karena udaranya yang segar, dari sana beliau dapat melepaskan pandangannya ke segala arah.
Pada malam harinya, beliau memberikan wejangan agama, kebajikan dan susila kepada masyarakat desa yang datang. Kala itu beliau menasihati kepada masyarakat desa untuk membangun parahyangan di tempat itu, karena menurut getaran batin beliau serta adanya petunjuk gaib bahwa di tempat itu sangat baik dimanfaatkan sebagai tempat memuja Hyang Widhi. Setelah Danghyang Nirartha meninggalkan tempat itu dibangunlah sebuah bangunan suci yang kini dikenal dengan Pura Luhur Tanah Lot.
Untuk pujawali atau piodalan di pura Luhur Pakendungan bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. Memiliki fungsi penting juga berkaitan dengan pertanian, jika ada hama yang menyerang pertanian warga khususnya di Kabupaten Tabanan, maka warga akan menggelar serangkaian upacara Nangluk Merana di pura ini agar pertanian bisa diselamatkan dan dijauhkan dari segala hama.
Pura Pakendungan merupakan satu komplek pura yang mempunyai banyak bangunan antara lain
- Meru tumpang tujuh. Bangunan ini merupakan bangunan induk dalam kompleks Pura Luhur Pakendungan. Pada bangunan ini dijumpai adanya bulatan dari lingga (bagian Siwa Bangga).
- Pelinggih Pasimpangan tanah lot
- Pelinggih Pesimpangan Pura Sakenan
- Pelinggih Pasimpangan Pura Uluwatu
- Pelinggih Pesimpangan Pura Watukaru
- Pelinggih Pesimpangan Pura Rambut Siwi
- Pelinggih Pasimpangan Pura Dangin Puri
Ada yang sudah pernah tangkil ke sini?