Kemarin, 9 Mei 2017 Mz iseng jalan daerah Renon menuju Jl. PB Sudirman, tiba-tiba ada penutupan jalan oleh polisi yang bikin lalin cukup macet siang itu. “Penutupan jalan dalam rangka apa ni?” Ternyata oh ternyata, ada semacam gerakan aksi dari mahasiswa Universitas Udayana yang menolak adanya radikalisme di Indonesia.
Ya, akhir-akhir ini, di negara kita tercintah, emang lagi gencar-gencarnya nih penolakan radikalisme. Karangan bunga untuk TNI-Polri, media-media independent, semuanya menyatakan perang terhadap radikalisme.
Oke, balik ke aksi ini lagi. Saat itu, panas ruar biasa pas jam 2 siang, sumpah deh semangat mereka buat menolak adanya radikalisme Mz acungi jempol dah! Belum lagi persiapan mereka udah dilakukan jauh-jauh hari demi Indonesia dan Pancasila.

Eitss.. Ngga hanya mahasiswa aja lo tapi dosen-dosen seluruh Universitas Udayana hadir loo dalam aksi ini.
Saat aksi itu Mz sama media lainnya berkesempatan untuk wawancara salah satu Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana, namanya Wahyu. Doi bilang, “Jadi ini sebenarnya komitmen Universitas Udayana untuk menolak yang namanya radikalisme. Radikalisme itu adalah paham yg ingin mengganti ideologi Pancasila dan NKRI. Tapi perlu saya tekankan, bahwa aksi kita tidak ada menyinggung SARA, karena kita lembaga yg independen”.
Aksi yang bertemakan “Kita adalah Indonesia” ini ngajakin kita untuk sadar kalo negara kita yang tercinta, Indonesia sedang dalam kondisi darurat radikalisme. Makanya jangan fanatik terhadap suatu keyakinan atau golongan!
Dan pada pukul 17.30, aksi tersebut bubaran dengan tertib tanpa ada sesuatu yang berbau anarkis, sangat sesuai kaya pesen dalam aksi tersebut “Kita adalah Indonesia” dan “Kita adalah Pancasila”.