Senin, 27 Februari 2017 di Taman Budaya Art Centre Denpasar Hut Ke-229 Kota Denpasar melalui kemasan kegiatan Pemkot Denpasar memberikan ruang kreativitas bagi seniman dan ruang hiburan kepada masyarakat lewat Malam Apresiasi dan Budaya. Pagelaran budaya menampilkan artis Bali seperti Rai Peni, Leong Sinatra, lawakan Celekontong Mas Sengap, Tompel, Sokir, serta kesenian kontemporer. Antusias ribuan masyarakat menyaksikan hiburan gratis ini tampak terlihat sebelum penampilan dimulai yang diisi dengan pelaksanaan penyerahaan penghargaan malam apresiasi oleh Walikota Denpasar I.B rai Dharma Wijaya Mantra, Wakil Walikota I GN Jaya Negara, Sekda Kota Denpasar A A N Rai Iswara, anggota DPRD Denpaasar, serta unsur Fprum Pimpinan Daerah Kota Denpasar. Sendratari yang berjudul “Sutasoma Prama Wisesa”, menjadi pagelaran pembuka malam apresiasi budaya.
Diceritakan, keangkaramurkaan Purusadha yang ditugaskan untuk menghaturkan 100 kepala Raja untuk dipersembahkan kepada Batara Kala, namun baru menemukan 99 kepala Raja. Sehingga diperintahkannya Purusadha mencari Sutasoma dari Hastinapura sebagai persembahan terakhir. Di kerajaan Kasi yang dipimpin oleh seorang Raja yang bijaksana bernama Prabu Dasabahu, dibahwah kepemimpinannya bersama dengan para patih kerajaan Kasi memiliki prajurit-prajurit yang gagah perkasa dan berani serta siap menjaga dari huru hara yang mungkin terjadi setiap saat. Prabu Dasabahu merupakan kakak dari Prabu Sutasoma, setelah mendengar berita bahwa akan terjadi penyerangan ke krajaan Hastinapura dan adiknya Prabu Sutasoma akan menyerahkan diri kepada Purusadha untuk dijadikan korban ke 100. Kemudian Prabu Dasabahu pun segera mengadakan sidang bersama para patih kerajaan Kasi. Sementara disisi lain di kerajaan Hastinapura, Prabu Sutasoma sedang bercengkrama bersama permaisurinya Diah Candrawati. Walaupun pasangan ini tampak bahagia, namun sejatinya Diah Candrawati sangat cemas dengan pernyataan suaminya yang akan menyerahkan diri kepada Purusadha. Singkat cerita, bersama dengan pasukannya tampak Purusadha sedang menuju kerajaan Hastinapura untuk menggempur kerajaan tersebut, namun dihadang oleh Prabu Dasabahu, dan perang pun tak terelakkan lagi. Peperangan antara Purusadha dengan Prabu Dasabahu berakhir dengan kekalahan Prabu Dasabahu. Setelah kekalahan Prabu Dasabahu, datanglah Prabu Sutasoma dan kemudian Purusadha pun berubah menjadi Ludra Murti. Prabu Sutasoma akhirnya bertarung dengan Purusadha, Prabu Sutasoma dikalahkan dengan mudah. Purusadha berubah menjadi naga yang kemudian melilit dan menelan Prabu Sutasoma, namun Purusadha perlahan merasa kepanasan dan dengan kekuatan Mahadaran akhirnya Purusadha berhasil ditaklukan oleh Prabu Sutasoma. Tatkala pertarungan berakhir, datanglah Siwa dan Budha menenangkan keduanya, sehingga Purusadha dan Prabu Sutasoma sadar bahwa mereka adalah satu walaupun dalam perbedaan (Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua).