Kuningan dan Siwaratri Berbarengan. Inilah yang Sebenarnya Terjadi

Kuningan dan Siwaratri
Photo by Hakan Nural on Unsplash

Momen langka di mana hari raya besar dirayakan secara bersamaan terjadi kembali. Sebelumnya kan udah tuh Saraswati dan Nyepi di tahun 2018 dilaksanakan berbarengan, trus bulan Desember 2018 kemarin juga Hari Raya Lintas Agama terjadi berbarengan, Penampahan Galungan dan Natal, kemudian di awal tahun 2019 ini terjadi lagi, Kuningan dan Siwaratri bertemu di tanggal yang sama. Wow, wow, wow~

Hari raya Kuningan adalah hari raya yang dirayakan umat Hindu Dharma di Bali. Perayaan ini jatuh pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Hari raya ini dilaksanakan setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari). Kata Kuningan memiliki makna “kauningan” yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.

Inget, jangan sampe lewat jam 12. Photo by Artem Bali on Unsplash

Oh iya, sedikit tambahan nih, pas Hari Raya Kuningan jangan sampai lewat jam 12 ya sembahyangnya, soalnya kalau kamu sembahyangnya lewat dari jam 12 siang, bukan sosok Betara yang akan hadir, melainkan Bhatara Peceng (buta) dan Cicing Berung alias anjing korengan.

Serius tuh? Nggak kok, itu cuma mitos. Saat Kuningan itu para Dewa akan segera balik ke Swargaloka atau ke alam surga di tengah hari, jam 12 gitu. Makanya jangan lewat dari jam 12.

Itu tadi Kuningan, kalau Siwaratri?

Siwaratri berdasarkan tulisan Gede Putra A di Kompasiana.com, bukan malam peleburan Dosa, karena ajaran Hindu nggak mengenal peleburan dosa. Dosa adalah hasil perbuatan (karma) yang tetap melekat pada diri dan harus berbuah (phala). Dalam Siwaratri diharapkan segera ada kesadaran agar terhindar dari papa (kegelapan pikiran dan jiwa) sehingga nggak menambah dosa. Oleh karena itu, pelaksanaan Siwaratri adalah refleksi diri untuk memelihara kesadaran agar terhindar dari dosa dengan selalu jagra, yakni sadar, eling atau melek terhadap perbuatan baik dan buruk.

Kalau bisa pas Siwaratri meditasi baru mantep. Photo by rawpixel on Unsplash

Fakta Seputar Hari Raya Kuningan dan Siwaratri

Terjadi 30-50 tahun sekali

Mz juga baru tau nih dari Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I Gusti Ngurah Sudiana yang Mz baca di detik.com, ternyata Siwaratri itu pertemuannya (dengan Kuningan) sekitar 30-50 tahun sekali. Jadi agak lama supaya dengan wariga, sehingga Kuningan bertepatan dengan Siwaratri ini sangat suci dan sakral nilai spiritnya sangat tinggi.

Hari yang bagus untuk intropeksi

Pada dasarnya Kuningan dan Siwaratri ini memiliki makna yang sama, yaitu intropeksi diri. Baca lagi deh di atas arti dari masing-masing hari raya ini. Kuningan melakukan intropeksi, Siwaratri juga demikian, jadi kan spesial dan pas banget untuk melakukan intropeksi diri.

Terakhir ada tambahan lagi nih dari Pak Ngurah yang Mz kutip dari detik.com, “Kepada anak-anak muda jangan melaksanakan Siwaratri di tempat-tempat yang memungkinkan bahaya, misalnya begadang di pinggir pantai, begadang tengah jalan nanti ditabrak mobil, kalau begadang jangan di mal nanti uangnya habis. Kalau begadang di sekolah, pura, rumah, di tempat suci lainnya pahalanya sangat besar, dan ada pembacaan kitab suci sehingga jalannya Siwaratri dan Kuningan ini sangat bermakna membangun karakter dan kepribadian umat Hindu dari yang tidak bagus menjadi bagus, dari yang sudah baik menjadi lebih baik.”

Comments

comments

Masbrooo
Majalah anak muda Bali yg berdiri sejak bosan duduk. Media informasi yg ngga garing meski digoreng. Kami serius melayani ketidakseriusan kalian. :*