Kasus perceraian Gisel dan Gading sudah bisa Mz prediksi jauh sebelum Gisel menggugat cerai Gading. Dari pandangan Mz, pasangan ini banyak nggak cocoknya saat menjalani hubungan rumah tangga. Dasarnya apa Mz? Nggak tau, Mz cuma ngasal aja, pake feeling hehe…
Dibalik prasangka buruk Mz terhadap pasangan ini, ternyata dulu Gasel (Gading dan Gisel) sempat mendapatkan penghargaan keluarga selebriti terfavorit dari Insert Award. Wajar, pada saat itu Gading dan Gisel sering banget share aktivitas keluarga mereka termasuk perkembangan Gempi di media sosial. Apalagi saat itu Gempi lagi lucu-lucunya (sampai sekarang masih tetep lucu sih).

Temen-temen sepermainan Mz juga banyak kok yang menjadikan pasangan ini menjadi role model mereka dalam menjalani hubungan. Mereka bilangnya sih #couplegoals haha …
Apa setelah gugatan cerai yang dilayangkan pasangan ini masih cocok disebut #couplegoals? Bisa iya, bisa aja enggak. Semuanya tergantung kalian, para netizen.
Ramainya Hashtag #savegempi di Media Sosial
Di tengah keramaian kasus gugatan cerai oleh pasangan artezzz Gisel dan Gading, muncul sebuah hashtag yang mencerminkan ungkapan perasaan kesedihan netizen terhadap Gempi. Iya, #savegmepi.

Para pengguna media sosial —khususnya di twitter— sangat khawatir pada kondisi Gempi apabila Papa dan Mamanya bercerai, apalagi dengan kondisi Gempi yang saat ini masih kecil gitu kan.
Pendapat yang berbeda terkait #savegempi ini juga cukup banyak berlalu lalang seakan tak mau kalah. Beberapa orang berpendapat malah dalam kondisi seperti ini, kondisi yang nggak kondusif di dalam keluarga, bisa membuat Gempi lebih kasihan lagi.
Proses Pernikahan di Bali
Sebelum perceraian itu terjadi, pasti sebelumnya pasangan yang bercerai melakukan pernikahan terlebih dahulu. Bener nggak? Auto benar!
Menikah menurut beberapa orang mungkin dianggap hal yang mudah, tapi nggak menurut Mz. Nggak perlu jauh-jauh cari contoh deh, pasangan yang sempet jadi keluarga terfavorit aja bisa bercerai karena masalah-masalah yang timbul saat menjalankan rumah tangga. Tapi kalau memang itu yang terbaik, mau gimana lagi. Lagian kita nggak tau kan masalah dalam rumah tangga mereka kayak gimana.
Menurut kepercayaan orang Bali, dan mungkin kepercayaan segala umat, pernikahan merupakan hal atau prosesi yang sakral. Karena Mz sedikit enggaknya tau tentang budaya Bali, Mz mau sharing nih tentang prosesi pernikahan di Bali.
Menentukan Hari Baik
Warga Bali mempercayai hari baik untuk melaksanakan pernikahan. Di mana hari baik yang telah disepakati tersebut, menjadi hari bagi calon mempelai wanita untuk dijemput dan dibawa ke rumah calon mempelai pria.
Ngekeb
Dalam menjalani ritual ngekeb, calon mempelai wanita dilarang untuk keluar dari kamar mulai sore hari hingga keluarga calon mempelai pria datang menjemput.
Penjemputan Calon Mempelai Wanita
Sesuai tradisi, perayaan pernikahan tidak diadakan di kediaman pihak wanita seperti kebanyakan daerah, tetapi dilaksanakan di kediaman pihak laki-laki. Itu sebabnya mengapa calon mempelai wanita dijemput.
Mungkah Lawang (Buka Pintu)
Jika dalam tradisi Sunda orang yang mengetuk pintu calon mempelai prianya, tetapi dalam adat Bali ada seorang utusan yang disebut mungkah lawang yang bertugas mengetuk pintu kamar calon mempelai wanita sebanyak tiga kali. Kedatangan mempelai pria juga dipertegas dengan tembang yang dinyanyikan utusan mempelai pria (malat). Syair yang ditembangkan berisikan tentang kehadiran mempelai pria untuk menjemput mempelai wanita. Kemudian tembang balasan yang dilantunkan malat dari pihak wanita terdengar yang mengatakan bahwa mempelai wanita telah siap untuk dijemput.
Mesegehagung
Ritual mesegehagung merupakan upacara khusus menyambut mempelai wanita. Setibanya di kediaman mempelai pria, kedua mempelai diturunkan dari tandu untuk bersiap menghadapi prosesi mesegehagung. Sekali lagi, kedua mempelai ditandu menuju kamar pengantin. Kain kuning yang masih menyelimuti tubuh mempelai wanita akan dibuka oleh ibu calon mempelai pria dan ditukar dengan uang kepeng satakan (kepeng sebutan untuk mata uang pada masa lampau) senilai dua ratus kepeng.
Mekala-Kalaan (Madengen-Dengen)
Dengan dipandu oleh pendeta Hindu, prosesi mekala-kala dimulai tepat saat bunyi genta bergema. Pelaksanaan mekala-kala harus sesuai dengan tahapan-tahapan yang berlaku, seperti menyentuhkan kaki pada Kala Sepetan, jual beli, menusuk tikeh dadakan, memutuskan benang.
Upacara Mewidhi Widana (Natab Banten Beduur)
Pelaksanaan prosesi ini berlangsung di dalam pura keluarga pihak pria yang dipimpin langsung oleh pemangku sanggah serta diantar pinisepuh. Diselimuti suasana syahdu, kedua mempelai berdoa menyampaikan kehadiran keluarga baru kepada leluhur untuk melanjutkan keturunannya.
Upacara Mejauman (Ma Pejati)
Dalam aturan adat Bali, wanita yang sudah menikah akan mengikuti suaminya. Maka, untuk menghormati leluhur keluarga, diadakan upacara untuk memohon pamit kepada leluhur mempelai wanita yang disebut upacara mejauman. Kedatangan mempelai wanita untuk menjalani upacara tersebut didampingi keluarga mempelai pria yang membawa serta berbagai penganan tradisional berwarna putih dan merah, kue bantal, apam, sumping, kuskus, wajik, gula, kopi, buah-buahan, lauk-pauk dan lain sebagainya.
Tiap daerah di Bali pasti punya tradisi yang berdeda dalam menjalankan ritual atau proses pernikahan. Di Bali aja banyak, apalagi di Indonesia. Ya karena kesakralannya ini, siapkan diri secara jasmani dan rohani sebelum melakukan pernikahan. Karena butuh kesiapan yang lebih dalam melakukan hal ini. Tapi kalau misalnya di tengah jalan sudah nggak kuat, ya lakukan aja yang seterbaik mungkin.