Pahlawan tanpa tanda jasa udah pasti seorang Guru. kali ini ada sosok pengajar asal Bali yang lagi dapet kesempatan untuk mengajar di negara Gajah Putih, Thailand. Ga tau kenapa doi bisa sampai leketes alias kesasar kesana haha….
Kenalin namanya I Kadek Purnawan bisa dipanggil Awan, tapi bukan jenis ikan awan ya. Mz ceritanya bisa ketemu sama doi karena melewati sebuah jalan yang bernama takdir. Banyak banget obrolan menarik seputar kisah menginspirasi dari si Awan yang bikin anak muda Bali HARUS TAHU!
Berawal dari sebuah satu kesempatan dari program mengajar untuk agar ke Thailand
Perjalanan karir Kadek Purnawan dimulai dari tahun 2011 setelah doi menyelesaikan kuliah S1-nya di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana jurusan Sastra Inggris. Kemudian doi memilih mengajar dulu di SMA lamanya di SMA 1 Mengwi.
Itu cuman sampingan aja, karena misi utamanya adalah mengejar beasiswa United States of Agency for International Development (USAID) Prestasi S2 ke AS alias Amerika Serikat. Kemudian tahun 2013-2015 doi belajar di Indiana University dan setelah lulus darisana, tahun 2015 kerja di Green School Abiansemal ngajar bahasa Indonesia sampai Juli 2016.
Ada sebuah kesempatan, di mana sebuah program mengajar di kampus Prince of Songkla University Thailand yang diadain sama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada bulan Agustus-Desember 2016 diikuti sama Kadek Awan dan, Whalaa… akhirnya sampai sekarang doi jadi dosen disana.
Banyak hal bikin Kadek Purnawan senang selama di Thailand
Kadek bercerita sama Mz selama berada disana “Disini seru banyak hal baru, selain ngajar bahasa Indonesia juga ngajar kebudayaan Indonesia, seperti tari musik Angklung dan mengenalkan masakan Indonesia. Saya juga sering ikut kegiatan Kedutaan RI disini, seperti ngadain pameran, lomba bahasa Indonesia untuk mahasiswa Thailand, dan lain-lain” kata Kadek.
Da pengakuan doi mengapa orang-orang Thailand sangat tertarik dengan Indonesia. “Ya pertama masih tertarik tg bahasa lalu mau kerja di Indonesia, karena ASEAN sudah masuk MEA dan melihat Indonesia sbg negara berpotensi besar di ASEAN” tutur Kadek.
Karena MEA ini Doi ngajak anak muda Bali agar minimal bisa memiliki skill bahasa dan mampu mengusai teknologi
Selain menjadi dosen disana, doi juga lagi mengembangkan sebuah kamus bahasa Bali yang bisa ditranslate dalam bahasa Asing atau Bahasa Indonesia bernama basabali.org. Tujuan doi melakukan hal itu, karena ingin banget mengubah pola pikir masyarakat Bali yang selama ini masih aja ada yang agak kaku aliah masih tertutup sama hal-hal yang baru.
Sekarang doi banyak melihat anak muda Bali yang mau bergerak
banyak akhirnya anak muda Bali yang sadar dan mau untuk berproses dalam meningkatkan daya kreativitas, serta berfikiran lebih maju.
“Sudah banyak yang mulai bergerak dengan keluar dari mindset-mindset yang tertutup, seperti banyak yang jadi sukarelawan mau berbagi berkolaborasi, banyak yang ingin maju dan keluar Bali untuk mendapat ilmu baru, dan banyak yang mau berusaha mandiri bikin usaha-usaha atau membuat lapangan kerja” tutur Kadek.
Sekarang mending kamu para generasi muda sadar diri, karena MEA ini jadi momok yang menakutkan. Pesan dari Kadek Purnawan “Lebih baik masa muda pontang-panting, ke sana ke mari, lalu tua bisa istirahat dan mendorong yang muda2 maju lagi”. Jadi mulai saat ini saatnya kamu sebagai anak muda Bali untuk bergerak maju.