Heboh banget nih kasus pelari maraton cewek yang sempat dihadang oleh para warga masyarakat Mlangi, Yogyakarta pada awal Mei lalu. Terlihat seorang kakek tua yang menghadang dan memarahi pelari cewek tersebut. Hal ini bikin sejumlah netizen geram dan memanas melihat kasus ini di media sosial.
Jangan memanas dulu, di mana ada tindakan, pasti ada alasan mengapa beberapa warga menghadang pelari cewek ini. Berdasarkan penjelasan dari media Kompas Mlangi adalah kampung pesantren yang memiliki norma-norma kearifan lokal, yang semestinya dihargai dan ini sudah ada semenjak berabad-abad yang lalu.
Alasannya sih pelari ini memakai pakaian yang cukup seksi (Mz sih biasa aja ya) makanya dihadang oleh warga setempat dan hingga ada seorang kakek yang memukul pantat doi.
Apakah itu termasuk pelecahan? Apakah budaya seperti ini akan selamanya dipertahankan?
Kembali lagi kebijakan dari pemerintah dan pengertian dari pihak panitia penyelenggara. Tokoh masyarakat Mlangi, Muhammad Mustafid menjelaskan kalau dari pihak panitia tidak memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya rute maraton yang melewati jalan kampung itu.
Namun, dari pihak panitia sih sudah menginfokan kepada Dukuh, tetapi ternyata sang Dukuh bukan berada di Mlangi, melainkan berada Blendangan dan tidak menyangka kalau menggunakan atribut yang tidak sesuai dengan norma sosial setempat.
Kontroversi norma Mlangi Yogyakarta
Penghadangan oleh pemuda Mlangi tersebut sudah diklarifikasi oleh tokoh masyrakat Mlangi Yogyakarta dan sudah siap meminta maaf kepada pihak panitia pelaksana. Aturan yang yang sampai saat ini berlaku di Mlangi adalah wanita yang berpakaian ketat, seksi dan serba pendek itu tidak diperbolehkan masuk ke sana.
Namanya juga adat, tetapi di jaman sekarang kamu juga tidak bisa terlalu kaku sih jadi orang. Menjadi orang seharusnya bisa lebih “terbuka” lagi dan tidak terlalu kaku dengan perkembangan jaman modern sekarang.
Norma ini memang disatu sisi sangatlah menjadi sebuah kontroversi, bahkan menjadi target bullying sama netizen di media sosial. Tapi inilah sebuah aturan yang dari dulu tidak mungkin dilanggar. Seharusnya kedua kubu sama-sama mengerti dan saling menghargai.
Pertama pihak panitia penyelenggara memang harus menyampaikan kepada setidaknya beberapa warga, termasuk tokoh masyarakat atau kepala warga di sana terkait acara lari maraton tersebut dan dari pihak warga Mlangi ini harus mengerti pula, bahwa atribut yang digunakan oleh seorang pelari secara umum memang seperti ini.
Kalau dipertandingan tingkat internasional, bahkan seorang atlit menggunakan tank top dan short pants guna untuk mempermudah untuk berlari. Kini tergantung dari cara kamu memandang soal fenomena ini. Kalau Mz sih, mending diselesaikan secara kekeluargaan dan segera melakukan kesepakatan agar kedepannya tidak salah paham lagi.