Jangan Pernah Sepelekan Pohon Pisang dan Pepaya Di Bali

Pohon pisang dan pepaya merupakan sebuah pohon yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu di Bali. Kamu bisa lihat sendiri, saat orang membuan Banten nasi atau sering disebut dengan Yadnya Sesa alas pada Banten tersebut menggunakan daun pisang.

Daun pisang juga dimanfaatkan sebagai bungkusan nasi jinggo yang sering kamu santap setiap malam kalau lagi lapar kepepet. Kalau Pohon Pepaya sih sering dikaitkan dengan nuansa mistis, yaitu kayanya sih tempat nongkrongnya si Leak Gundul alias Celuluk. Tapi ini berlaku buat Pohon Pepaya yang jenisnya gedang renteng ya, kalau yang biasa, aman-aman aja sih buat kamu.

Kedua pohon ini ternyata memiliki sebuah filosofi yang dalem banget buat kamu dalam kehidupan sehari-hari. Nah, Mz mengambil dari Bali Express kalau pisang dan pepaya ini dijadikan sebuah filosifi hidup yang bakalan buat kamu jadi semangat lagi.

Pohon Pisang bisa mengajarkan kamu untuk tidak mudah menyerah

pohon pisang
Enak nih kalau siang-siang makan pisang

Kok bisa ngajarin kita, itu kan cuman pohon biasa? Kelihatannya memang sebuah pohon biasa, tetapi Pohon Pisang ini ternyata memiliki daya tahan hidup yang sangat tinggi. Pohon ini tidak akan bisa mati sebelum memiliki buah dan tunas, meskipun harus melalui musim kering dan serangan banjir.

Baca juga:  Siap-siap Menanggung Akibatnya, Bila Bersikeras Menanam Pohon Pepaya di Pekarangan Rumah!

Artinya apa? Di sini filosofinya kamu selama menjadi manusia di bumi jangan mudah menyerah meskipun berbagai kesulitan yang ada di depan mata. Yup! Pohon Pisang ini berusaha untuk tetap berbuah agar bisa memiliki penerus, berupa tunas dihiasi dengan buah pisang yang begitu manis untuk di makan.

Tidak cuman never give up aja nih, Pohon Pisang juga ngajarin kamu lewat filosofinya untuk bisa menjadi manusia yang berguna dan bukan menjadi tidak berguna. Kamu lihat sendiri, semua bagian dari pohon ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Bali dalam kehidupan sehari-hari. Bisa berguna di dalam masyarakat akan terasa nikmatnya dan ini salah satu cara kamu bisa menerapkan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sosial di masyarakat.

Pohon Pepaya filosofi dari Rwabhineda

pohon pisang
Kali aja bisa nemu gedang renteng disini | Sumber gambar: baitulherbal

Kalau Pohon Pisang mengajarkan bagaimana menjalani hidup ini agar menjadi berguna oleh masyarakat dan tidak mudah menyerah, beda lagi dengan Pohon Pepaya yang merupakan filosofi dari konsep Rwabhineda. Ini sesuatu yang selalu ada di bumi.

Baca juga:  Ternyata Olahan Pisang ini Paling Pas buat Ngopi

Baik dan jahat sesuatu yang akan selalu ada dan tetap ada dan ini dilambangkan lewat cara Pohon Pepaya ini berbuah. Berbuahnya itu selang-seling, kiri dan kanan, makanya oleh karena itu ini dilambangkan sebagai wujud baik dan buruk yang berdampingan.

Ini mengajarkan kamu kalau setiap dalam diri manusia sudah pasti terdapat kedua sifat ini. Tidak ada manusia yang selalu baik aja perbuatannya, pasti pernah melakukan kesalahan atau keburukan. Tetapi lebihin berbuat baiknya ya daripada buruknya, karena sekarang bumi lagi kekurangan orang baik.

Comments

comments

Yoga Sumantara
Berbagi dimulai dari keikhlasan, jangan jadi orang lain tapi jadi lebih baik dari orang lain, penggemar mie-miean, Love SERINGAI dan sejenisnya lagi sibuk belajar out of the box