Salah satu produk Bali asli yang masih menjadi sebuah warisan budaya adalah Rerajahan. Rerajahan ini digunakan sebagai pembangkit kekuatan magis sesuai dengan kepercayaan masyarakat Bali.
Rerajahan juga dipakai sama para pemangku dan sulinggih. Seperti pada saat upacara bayi 42 hari, rerajahan dituliskan pada pelapah kelapa, dan saat melapas rumah atau merajan/pelinggih rerajahan dipasang di depan yang sering disebut ulap-ulap.
Berdasarkan info dari IG-nya Bali Sakral, Rerajahan Bali memiliki fungsi-fungsi yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, bukan orang yang suka nge-leak aja pake Rerajahan, kamu juga bisa kok pakainya. Rerajahan ini memiliki fungsi diantaranya sebagai sarana untuk keselamatan sekala niskala; sebagai penjaga/tumbal/pengijeng untuk tujuan tertentu; sebagai benda penangkal hal negatif; sebagai karya seni yang magis dalam hal tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pengguna; sebagai jimat pelindung, kekebelan,dan lainnya sesuai dgn tujuan & kebutuhan pengguna; dan sebagai pengurip suatu benda/serana tertentu.
Kesaktian Berbagai Macam Jenis Rerajahan Bali Kuno, Kamu Mau?
Bukti Rerajahan Bali itu sakral, angker, dan sakti bisa dilihat dari proses pembuatannya yang ngga sembarangan.
Dikutip dari Bali Express menurut penjelasan Jro Dalang Nabe Roby satu dosen IHDN Denpasar, dalam bikin sebuah Rerajahan harus mencari hari baik agar menghindari pengaruh alam yang bertentangan dengan tujuan Rerajahan tersebut.
Di samping itu, tentunya agar Rerajahan tersebut menghasilkan manfaat yang maksimal. Bahkan, dalam menulis aksara dan gambar-gambar tertentu juga ada mantranya. Oleh karena itu, orang yang Ngarajah harus menguasai mantra-mantra tersebut.
Proses Ngarajah (bikin Rerajahan) ada tahapannya, seperti diadakan pembersihan fisik kepada orang yang akan dirajah melalui puasa, mandi, dan keramas. Selanjutnya orang yang akan dirajah dipercikan air suci, serta ga lupa untuk sembahyang juga. Baru setelah itu mulai dirajah dengan mantap.
Kalo mau kenal jenis-jeni Rerajahan, berikut Mz jabaran contoh-contoh Rerajahan Bali yang sampais ekarang amsih dipercaya kekuatan magisnya pada manusia.
- Rerajahan “Lingga Buana”, dirajahkan pada kepingan perak, sebagi tumbal penjaga pekarangan, yang melindungi jiwa keluarga, amat baik dipakai jimat, agar dijauhkan dari segala macam penyakit, dibuatkan sesajen seadanya.
- Rerajahan “Bhuta Totok” ini tumbal, bahannya tembikat/telebingkah digambar seperti ini, dipendam diperbatasan setiap pondok/rumah, bila ada pencuri ayam dan segala yg diambil, tidak minta kepada “Bhuta Totok”, mengakibatkan si pencuri itu sakit diare dan hingga bisa sampai mati.
- Rerajahan “Rajah Berare” ini penolak leak, bahannya : putik kepala/bungsil, digambari “berare” lalu ditanam ditempat org sakit, disiram dengan air bersih setiap hari sbg penjaga sang sakit atau pengrasarat.
- Rerajahan “Sanghyang Ganga Osah”, dirajahkan pada kepingan timah, dipakai jimat untuk memberikan ketenangan dan orang yang jahat kepada kita takut dan menjauh.
Rerajahan dan Kesenian Bali
Gimana setelah tau seputar Rerajahan Bali? Ini sebenarnya cuman sebagai cara Mz buat berbagi hal menarik tentang Bali beserta keunikan tradisi sakralnya yang tetap melegenda.
Hitung-hitung buat menambah wawasan kamu tentang Bali agar ga cuman paham tempat liburan aja di Bali.
Rerajahan semakin hari juga ada perkembangannya nih, di mana Rerajahan sendiri udah sekarang dijadikan sebuah karya seni kaligrafi yang punya ciri khas ala Rerajahan Bali.
Sekarang tergantung gimana kamu melihat sebuah kesenian Rerajahan Bali, ada yang hanya sekedar dibikin aja atau memang benar-benar dibuat sampai memiliki kekuatan magis.
Yang jelas kalo jenis Rerajahan yang memiliki kekuatan magis pasti banyak ngga asal gambar dan ngga dipamerin ke teman-teman kamu.