Buat orang Bali sudah pasti nggak asing lagi sama kasta yang satu ini. Punya empat tingkatan, kasta yang paling sering menarik perhatian banyak orang adalah Kasta Brahmana yang biasanya awalan namanya Ida Bagus. Kepo? Yuk ah scroll down terus!
Ida Bagus, Sang Agung dari Kasta Brahmana

Pernah dengar atau punya teman dengan nama awalan Ida Bagus? Itu tandanya si doi berasal dari kasta Brahmana. Kasta paling tertinggi yang ada di Bali. Orang-orang dari kasta ini terkenal dengan perannya sebagai pemuka agama dan rohaniawan. Mengabdikan dirinya di dunia spiritual plus pendidikan gitu. “Contohnya?” Seperti sulinggih atau pendeta yang memimpin sebuah upacara keagamaan. Kalau doi nggak ada, ya nggak mulai upacaranya.
Oh ya, namanya berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Kalau Ida Bagus ‘kan untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan diberi nama Ida Ayu atau biasa disingkat Dayu.
Fakta dan Sejarah Dibaliknya
Pasti bertanya-tanya ‘kan, kenapa Kasta Brahmana bisa jadi sulinggih dan jadi kasta paling tinggi? Ini karena dipercaya di zaman dahulu, hanya Kasta Brahmana yang bisa membaca tulisan dengan bahasa sanskerta dan aksara pallawa termasuk ajaran agama Hindu di kitab suci Weda. Istilahnya, hanya kasta ini yang bisa belajar ajaran agama tersebut. Biar nggak hanya cerdas sendiri, mereka akan melancong dan menyebarkan ajaran agama Hindu sekaligus ilmu pengetahuan yang dimiliki. Itulah kenapa mereka dipandang sangat tinggi di masa lalu karena jasa-jasanya yang sangat luar biasa.

J. C. Van Leur
Teori Brahmana ini awalnya dicetuskan oleh seorang ahli sejarah asal Belanda bernama Jacob Cornelis Van Leur (1908-1942). Nggak cuman ahli sejarah saja, tapi ahli baca tulisan sanskerta dan aksara Pallawa juga. Di prasasti-prasasti peninggalan zaman kerajaan itu dibaca dan diteliti, dari sanalah diketahui kalau ada sistem kasta atau sistem warna yang melekat di zaman kerajaan. Hasil penelitiannya ini pun ditulis dalam bentuk esai yang nantinya dibukukan setelah doi meninggal. Judul bukunya adalah Indonesian Trade and Society.
Bahas tentang sejarah emang agak berat ya, tapi bukan berarti nggak meninggalkan kesan baik. Dengan adanya penlitian, esai bahkan sekarang sudah jadi buku ngebuat kita belajar dan menghargai kehidupan di masa lalu yang diam-diam luar biasa.