Minggu kemarin, tepatnya tanggal 29 Juli 2018, kawasan Lombok, Nusa Tenggara Barat mengalami sebuah bencana gempa yang cukup dahsyat. Dilansir dari BBC, gempa tersebut berkekuatan 6,4 SR yang memakan korban jiwa sebanyak 14 orang dan lebih dari 160 orang mengalami luka-luka. Nggak cuma sekali aja gempanya, ada gempa susulan juga setelah itu dengan kekuata 5,7 SR.
Bali pun juga kena imbasnya, namun kekuatan gempanya nggak begitu besar, cuma sekedar getaran-getaran kecil aja. Gempa ini udah bikin masyarakat Bali dagdigdug, mengingat air laut di Bali juga masih tinggi, sehingga belum ada yang berani bermain di pantai untuk sementara waktu.
Nggak seru kalau bahasnya cuma dari satu sisi aja, karena uamt Hindu di Bali pun juga punya lho pandangan sendiri terhadap sebuah bencana gempa yang sedang terjadi. Malahan sampai ada sebuah lontar yang membahas mengenai pertanda sebuah bencala alam di bumi, namanya Lontar Roga Sangara Bumi.
Gempa Lombok dalam versi lontar Roga Sangara Bumi
Dikutip dari Kalender Bali, pada lontar ini diajarkan bagaimana untuk menetralisir atau meniadakan terjadinya sebuah bencana. Wow, hebat banget nih! Pastinya ada beberapa berbagai macam ritual yag harus dilakukan sesuai dengan petunjuk dalam isi lontar tersebut. Lontar ini pun juga pasti ada kaitannya dengan gempa yang terjadi di Lombok. Nggak cuma Lombok aja sih, tapi gempa atau bencana yang terjadi di Dunia.
Gempa dalam pandangan Hindu merupakan salah satu bencana alam yang bikin manusia bisa mengalami trauma yang sangat lama. Getaran kecil yang diakibatkan oleh gempa memang tidak berbahaya, namun jika getarannya sangat besar, beuh, ampun-ampun deh.
Gempa besar yang terjadi di Lombok atau bencana alam dengan kekuatan yang besar ini disebut dengan Pralaya. Pralaya ini pun dikaitkan dengan kiamat atau pemusnahan isi dari alam semesta.
Masyarakat Hindu di Bali nggak akan pernah menyalahkan pemerintah atau pihak yang terkait soal bencana gempa. Malahan mereka sadar kalau semua manusia yang salah karena membuat Tuhan dengan segala manifestasinya, seperti para Dewa dan Bhuta Kala dibuat marah akibat perusakan lingkungan yang telah dilakukan oleh manusia.
Jadi, kalau di Bali terjadi gempa seperti ini, sudah pasti berbagai Upacara Penyucian Bumi akan segera dilakukan dengan berbagai tingkatannya mulai dari tingkat rumah tangga, Desa, hingga tingkat Kabupaten/Kota.
Tujuannya sih, agar para Dewa dan Bhuta Kala mau memaafkan segala kelakuan yang telah diperbuat oleh manusia dan mengembalikan bumi menjadi bersih serta suci kembali.
Percaya? Bebas, terserah kamu.