Desa Sangsit Punya Cara Berterima Kasih yang Unik Kepada Dewi Sri

Masih belum bisa moveon dari traveling di Buleleng nih. Mz masih ingin kepo ga cuman tempat wisata dan kulinernya aja nih, tetapi mau kepoin lebih jauh lagi soal kebudayaan unik di Buleleng. Langkah akhirnya menuntun Mz ke sebuah desa yang menurut info balitoursclub punya tradisi unik dalam mengucapkan syukur atau berterima kasih kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Sampailah Mz di Desa Sangsit yang memiliki kebudayaan tersebut bernama Tradisi Bukakak. Tradisi Bukakak tersebut digelar setiap hari Purnama sasih Kedasa dalam kalender Isaka atau pada sekitar bulan April. Pada awalnya digelar setahun sekali, namun karena pertimbangan biaya maka sekarang hanya digelar sekali dalam dua tahun.

Serba serbi Tradisi Bukakak Desa Sangsit

desa sangsit
Jangan lewatkan nae | Sumber gambar: balicultureinformation

Tradisi ini cuman ada di Desa Sangsit dan ga mungkin kamu bisa temukan di Denpasar, Badung, Gianyar, dan sekitarnya. Makanya ga heran kalo pas perayaan ini jadi salah satu sorotan menarik bagi wisatawan yang berkunjung kesini.

Tradisi Bukakak dilakukan bertujuan sebagai ucapan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai dewi Kesuburan atau bisa disebut dengan Dewi Sri, atas kesuburan tanah dan segala hasil pertanian yang melimpah.

Buat jalan kesini jaraknya hampir sama dengan jarak ke pemandian Air Sanih yang baru Mz ulas kemarin. Dari Denpasar perjalanannya sekitar 2 jam 30 menit kalo ngebut, tapi kalo santai 3 jam.an lah baru sampai disini.

Makna Tradisi Bukakak yang wajib kamu tahu

desa sangsit
Jangan lupa catet tanggalnya | Sumber gambar: @infobadung

Kata Bukakak berasal dari kata Lembu yang melambangkan dewa Siwa dan Gagak perlambang dewa Wisnu. dalam perayaan Bukakak ini ada Babi Gulingnya, di mana warna Babi Guling saat proses upacara  terdiri dari 3 warna berbeda yaitu warna hitam pada punggung babi, pada bagian kiri dan kana babi bulu-bulunya dibersihkan, sehingga berwarna putih bersih, sedangkan pada bagian dada babi tersebut berwarna merah karena dipanggang dengan matang dan diletakkan di atas banten sarad.Pada tempat di Bukakak ini terbuat dari 16 batang bambu yang udah dihiasi daun enau muda lengkap dengan bunga Pucuk Bang-nya.

Kok Babi Gulingnya ga dimatengin merata? Karena ada makna perlambangan dewa disana, di mana warna hitam sebagai perlambang Dewa Wisnu, warna putih adalah Dewa Siwa dan Dewa Sambu dilambangkan oleh babi guling itu sendiri. Saat proses upacara, hanya orang-orang yang udah dewasa aja yang diperbolehkan untuk mengusung Bukakak-nya dan buat kamu yang baru menginjak remaja, cuman boleh mengusung Banten Sarad ataupun Jempana.

Pastinya masih banyak tradisi-tradisi unik di Bali yang bikin kamu ketagihan buat terus menyusuri keindahan serta tujuan dari tradisi itu. namanya Bali masih kental dengan budaya warisan leluhurnya agar tetap ingat kalo sebagai orang Bali harus peduli dengan lingkungan serta selalu bersyukur atas yang sudah diberikan kepada Tuhan.

Yoga Sumantara

Writer & Blogger

Related Posts:

  • All Post
  • Africa
  • America
  • Asia
  • Bali
  • Budaya
  • Europe
  • Opini On
  • Orang
  • Tempat
  • Travel Tips
    •   Back
    • Denpasar
    • Badung
    • Gianyar
    • Tabanan
    • Bangli
    • Klungkung
    • Karangasem
    • Buleleng
    • Jembrana
    • Sanur
    • Kuta
    • Nusa Dua
    • Seminyak
    • Canggu
    • Ubud
    • Kintamani
    • Penida-Lembongan
    •   Back
    • Kuta
    • Nusa Dua
    • Seminyak
    • Canggu
    •   Back
    • Event
    • Urban Legend
    •   Back
    • Inspirator
    • Komunitas
    •   Back
    • Kintamani
    •   Back
    • Kuliner
    • Wisata
    •   Back
    • Penida-Lembongan
    •   Back
    • Sanur
    •   Back
    • Ubud

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Edit Template
Suppose warrant general natural. Delightful met sufficient projection.
Decisively everything principles if preference do impression of.