Resmi dibuka pada tanggal 12 Juni 2022, Pesta Kesenian Bali akan digelar selama sebulan penuh. Festival kesenian ini merupakan acara tahunan terbesar yang diadakan di Bali. Oh ya, ini juga merupakan acara tahunan. Jadi setiap tahunnya kalian akan selalu punya kesempatan untuk datang dan menyaksikannya secara langsung.
PKB Bali, Festival Kesenian Tahunan dan Terbesar di Bali
Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV tahun 2022 akhirnya resmi dibuka oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian di depan Monumen Bajra Sandhi (kawasan Niti Mandala) Renon, Denpasar. Pembukaan ini didampingi juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno serta Gubernur Bali, Wayan Koster.
Bertemakan Danu Kerthi: Huluning Amreta yang berarti memuliakan air sebagai sumber kehidupan, festival ini akan diadakan dari Sabtu, 12 Juni hingga Minggu, 10 Juli 2022. Pawai pembukaan PKB ke-44 ini dibuka dengan Peed Aya Gambyuh Ayung yang ditampilkan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Mempersembahkan 8 materi pokok yakni Peed Aya (pawai), Rekasadana (pergelaran), Wimbakara (lomba), Kandarupa (pameran), Kriyaloka (workshop ataupun lokakarya), Widyatula (sarasehan), serta Adi Sewaka Nugraha (penghargaan bagi pengabdi seni).
Dengan beragam acara tersebut, tentunya melibatkan ribuan pekerja seni yang sekaligus menjadikannya festival kesenian tahunan dan terbesar yang pernah diadakan di Bali. Gimana nggak terbesar, pada tahun ini saja melibatkan seluruh kabupaten/kota yang tentunya masing-masing daerah berpartisipasi untuk menampilkan 24 pementasan pawai. Selain itu, PKB juga melibatkan lembaga pendidikan menengah dan tinggi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)serta 2400 orang seniman bahkan lebih.
Sejarah Pesta Kesenian Bali dan Alasan Kenapa Harus Menyaksikannya
Pesta Kesenian Bali ini pertama kali diadakan pada tahun 1979. Saat itu gubernur yang menjabat adalah Prof. Dr. Ida Bagus Mantra (gubernur ke-6) yang sekaligus menjadi pencetus diadakannya PKB. Saat itu, festival kesenian ini berlangsung selama dua bulan dimulai dari 20 Juni hingga 23 Agustus 1979. Nggak hanya sekadar menampilkan karya seni, PKB juga berhasil menjadikan segala bentuk seni yang ada di Bali semakin berkembang. Tak hanya menjadi pencetus festivalnya, Ida Bagus Mantra (1928-1995) juga membangun Taman Werdhi Budaya Art Centre yang terletak di Jalan Nusa Indah, Panjer, Denpasar.
“Terus kenapa harus nonton PKB?” Sebagai warga Bali, yang hidup, besar dan tinggal di Bali, sudah seharusnya kita mengapresiasi seni dan budaya Bali. Apalagi dari zaman nenek moyang, kehidupan warga kita nggak bisa jauh-jauh dari yang namanya seni dan budaya. Nggak hanya memperkaya wawasan mengenai seni dan budaya Bali, tentu PKB bisa menjadi hiburan tersendiri dan event yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama orang terdekat. Belum lagi untuk si pecinta makanan, kamu bisa berwisata kuliner disini. Akan ada beragam makanan dan minuman yang bisa kamu coba. Jangan lupa ke PKB!
Teruntuk pecinta vespa, inilah saatnya kalian unjuk gigi dan berangkulan. Momen Vespa World Days 2022 ini akan berlangsung di Peninsula Island dengan Pantai Pandawa sebagai basecamp-nya. Keindahan pantai yang satu ini nggak hanya berhasil memikat warga lokal tapi domestik dan seluruh dunia.
Pantai Pandawa yang Terletak di Kutuh, Kuta Selatan Berhasil Terpilih Sebagai Base Camp Pecinta Vespa
Kalau di Bali sendiri, khususnya Desa Kutuh, Kuta Selatan-Badung, Pantai Pandawa menjadi salah satu pantai yang populer. Nggak mungkin warga Bali nggak tahu pantai yang satu ini. Keindahannya nggak hanya berasal dari airnya yang jernih dan pasirnya yang putih, tapi juga berasal dari tebing kapurnya yang berdiri kokoh serta patung-patung yang erat kaitannya dengan Mahabratha seperti Yudhistira atau Dharma Wangsa, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa serta Dewi Kunti. Oh ya, ada patung tikusnya juga. “Tikus?” Iya, tikus. Dalam kisah Mahabratha, Pandawa Lima dikurung dalam Goa Gala-gala lalu berusaha melarikan diri. Dalam pelariannya ini, mereka bertemu seekor tikus yang akhirnya bersusah payah untuk membantu dengan menggali terowongan hingga terbentuk sebuah lubang yang cukup untuk dilewati mereka berlima.
Sang penemu, Nyoman Kesit pun terinspirasi untuk membuka pantai yang satu ini. Ibarat seekor tikus yang berusaha menggali terowongan untuk membuka jalan bagi Pandawa Lima, sedangkan dirinya berusaha membuka jalan untuk dilewati orang lain sehingga bertambah lagi tempat eksotik yang ada di Bali.
Nggak hanya menikmati pemandangan dan berenang, kalian juga bisa bermain kano di Pantai Pandawa. Kira-kira merogoh kocek 50 ribu per jamnya, dan untuk satu kano bisa diisi dua hingga tiga orang, tergantung bobot tubuh masing-masing.
Kalian juga bisa menyewa sepeda, mobil yang bisa digunakan anak-anak dan yang lainnya. Kalian harus rela merogoh kocek dari 30 ribu hingga 50 ribu bahkan lebih. Penyewaan ini berada tepat di depan pintu masuk ke pantai. Selain itu juga ada klinik kesehatan, jasa sketsa wajah, warung makan dan kursi santai yang nggak jarang ditawarkan juga jasa pijat.
“Aku mau yang lebih menantang, Mz!” Oke! Kamu bisa ambil paket Timbis Paragliding Bali yang menawarkan olahraga outdoor dengan pemandangan pantai sekitar yang cantik nan indah. Paragliding ini tentunya dibantu oleh tim profesional sehingga terjamin keamanannya. Pemandangan pantai yang akan kamu lihat dari atas tak hanya Pantai Pandawa, tapi Pantai Gunung Payung dan Pantai Melasti.
Vespa World Days 2022 Akan Berlangsung Selama 3 Hari
Pantai Pandawa ‘kan dipilih sebagai basecamp (diketahui berkat cerita mulut ke mulut), tapi kalau untuk event-nya sendiri berlangsung di Peninsula Island, ITDC Nusa Dua-Badung. Vespa World Days 2022 ini berlangsung dari tanggal 9 Juni hingga 12 Juni 2022. Ditetapkannya Bali menjadi tuan rumah tentu disambut hangat dan antusias oleh para pecinta dan pengguna motor vespa. Yang ikut memeriahkan pun nggak hanya dari Bali saja, tapi dari seluruh Indonesia bahkan dunia seperti Australia, Amerika, Singapura, Italia, Jepang dan masih banyak lagi.
Vespa lovers ini pun secara tidak langsung kembali menghidupkan roda ekonomi dengan berbelanja di warung-warung lokal milik warga Bali. Belum lagi, nggak jarang ada juga bikers vespa yang membersihkan lingkungan dengan memungut sampah-sampah yang ada di sekitar. Event ini pun didukung penuh oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Karena ini merupakan acara internasional dimana pertama kalinya diadakan di luar Eropa, ia berharap hal ini dapat mendongkrak kembali pariwisata serta perekonomian Indonesia mengingat sebelumnya seluruh aspek di negeri yang dijuluki Macan Asia yang Tertidur ini mengalami penurunan yang sigfinikan akibat kasus Covid-19.
Dijadikannya Peninsula Island sebagai tempat berlangsungnya event dan Pantai Pandawa sebagai basecamp tentu secara tidak langsung mengenalkan ke lebih banyak lagi orang-orang di luar Bali. Dua destinasi ini pun tidak menutup kemungkinan akan semakin melebarkan sayapnya di sektor pariwisata maupun perekonomian Bali serta populer di kancah nasional hingga internasional.
Nggak cuma Ubud, Uluwatu juga jadi dream place banyak orang. Nggak hanya wisdom lho, sampai wisman pun sangat sering datang secara silih berganti mengunjungi destinasi wisata ini. Semacam langganan gitulah. Mari kita cari tahu daerah yang berada di Kuta Selatan ini, cekidot!
Ragam Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan di Uluwatu, Bali
Kalau main ke Uluwatu, aktivitas yang sangat bisa kalian lakukan adalah jalan-jalan, main ke pantai, surfing, bahkan wisata kuliner. Kecantikannya yang tiada tara pastinya bikin kalian nggak mau melewatinya, apalagi buat yang suka foto-foto. Dijamin akan ada banyak stok foto di ponsel kalian.
Terus ada pertunjukkan budaya khas Bali juga.
“Apaan, Mz?” Pasti tahu ‘kan Tari Kecak? Tari yang identik dengan pria yang berteriak cak cak cak ini bisa kalian lihat di Uluwatu. Nuansanya yang indah berkat sunset nan mistis, pertunjukkan yang dibawakan secara luar biasa ini membuatnya jadi incaran banyak wisatawan. Kalau kalian mau menyaksikan pertunjukkan yang satu ini di Badung, Pura Luhur Uluwatu bisa jadi opsi terbaik. Berlangsung selama satu jam, harga tiket untuk orang dewasa dikenai kurang lebih 150 ribu sedangkan anak-anak 75 ribu. Menceritakan kisah Ramayana-perjuangan cinta Rama Sinta, kisah yang satu ini sangat melekat di kisah pewayangan Bali-Indonesia. Kisahnya yang menegangkan dan romantis ini cocok kamu saksikan untuk mendapatkan pengalaman yang luar biasa setelah berkunjung ke Pulau Dewata.
Indahnya Pura Uluwatu yang Berhasil Bikin Kamu Terhipnotis!
Yang ini juga nggak boleh ketinggalan! Pura Luhur Uluwatu, pura yang terkenal dengan pemandangannya yang indah dan monyet-monyetnya yang berkeliaran. Jadi, kalau datang kesini hati-hati akan barang bawaan kalian dan jangan sekali-kali memberi makan monyetnya sembarangan.
Dianggap sebagai Pura Sad Kahyangan (penyangga sembilan arah mata angin), pura ini terletak di Pecatu, Kuta Selatan. Di Kuta Selatan sendiri ada banyak tempat wisata yang bisa kalian kunjungi, jadi bisa searah dengan Pura Uluwatu yakni Garuda Wisnu Kencana, Pantai Suluban dan Dreamland, hingga Tanjung Benoa yang tawarkan beragam aktivitas yang tak kalah seru selain Uluwatu.
Pasti sudah nggak sabar ‘kan untuk berkunjung ke daerah wisata yang satu ini? Jangan lupa masukkan destinasi wisata ini ke perencanaan liburan kalian ya, see you there!
Pada tanggal 4 Maret 2022, sehari setelah Nyepi alias Ngembak Geni menjadi momen membahagiakan nih dimana dua tradisi dari Kabupaten Badung resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ada sertifikatnya dong sebagai bukti. Tapi kalian sudah tahu nggak nih tentang Tradisi Kebo Dongol?
Tradisi Kebo Dongol, Tradisi yang Kayak Gimana Sih?
Tradisi yang satu ini diadakan setiap 6 bulan sekali saat piodalan yang jatuh pada Buda (Rabu) Wage Langkir di Pura Kahyangan Jagat Dhalem Bangun Sakti yang terletak di Banjar Basang Tamiang, Desa Adat Kapal, Mengwi-Badung.
Sesuai namanya, tradisi ini melibatkan adonan ketan yang dibentuk sedemikian rupa menjadi kebo atau kerbau. Pembuatannya ini hanya melibatkan pemangku pura, jadi yang lain kalaupun mau bantu nggak boleh ikutan. Nanti kalau sudah berbentuk kebo, ini akan ditancapi bunga kembang sepatu dan penyangga yang terbuat dari tebu. Apakah hanya itu saja? Oh tidak. Ini juga dilengkapi bahan-bahan untuk nginang seperti daun sirih, pamor atau kapur, gambir, tembakau dan pastinya buah pinang. Adapun tujuan dari prosesi tradisi adalah menghaturkan sembah bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya Sang Hyang Siwa Sagara.
Bersamaan dengan Tradisi Siat Yeh, Keduanya Resmi Jadi Warisan Tak Benda
Nggak hanya Tradisi Dongol, Tradisi Siat Yeh yang berasal dari Jimbaran-Badung pun juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Jadi, total ada dua nih tradisi daerah dari Badung yang masuk WBTB.
“Bentar, Mz. Warisan Budaya Tak Benda itu apa sih?”
MZ jelasin secara singkat yak. WBTB adalah warisan budaya yang dimana bentuknya bukan benda melainkan praktik yang melibatkan instrumen dan objek, contohnya kayak tradisi adat istiadat dan tari-tarian yang ada di Bali. Untuk bisa diakui, harus diusulin dulu sama pemerintah daerah untuk tingkat nasional. Nah, abis itu penominasiannya ini bakal diusulin oleh komunitas adat dan pemerintah daerah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk diajuin ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Kabar baik banget ya, Mz senang dengarnya. Dengan ini membuktikan kalau tradisi kita itu nggak hanya sekedar upacara kegamaan untuk menunjukkan rasa bhakti dan terima kasih ke Ida Sang Hyang Widhi Wasa tapi menjadi warisan yang bisa dilestarikan dan dibanggakan.
Nyepi tinggal menghitung hari, masih bingung sih antara pawai ogoh-ogoh ditiadakan atau nggak. Sudah lama banget ya nggak ada pawai, Nyepi kalau nggak dapat lihat ogoh-ogoh berasa ada yang kurang saja gitu. Kira-kira nasibnya gimana ya tahun ini?
Sudah Dua Tahun Tak Diadakan
Dari tahun 2020 nih, ngarak ogoh-ogoh sudah dilarang. Yang paling nyesek itu pas pertama kali pandemi, sudah capek-capek bikin, muda-mudi juga sudah persiapan eh malah batal total. Ya, mau gimana lagi, daripada Covid-19nya makin nyebar ya ‘kan.
Nggak hanya rangkaian acara Nyepi, banyak kegiatan keagamaan yang terpaksa dibatasi. Karena masih awal-awal, ya susahlah untuk warga kita. Yang biasanya desak-desakan, duduk bareng ramai-ramai nggak masalah, sekarang harus esktra hati-hati. Tapi, pelan-pelan warga kita bisa menerima dan terbiasa.
Antara Ditiadakan dan Diadakan dengan Dibatasi
Dengan kebijakan yang masih serba dibatasi dan munculnya varian baru dari Covid-19, ini menjadi pertimbangan beberapa pihak untuk mengadakan dan meniadakan pembuatan hingga ngarak ogoh-ogoh. Beberapa daerah di Badung seperti Bualu, Ungasan, Abiansemal, Mengwi memutuskan untuk nggak mengarak ogoh-ogoh. Bahkan ada juga banjar yang memutuskan untuk nggak bikin ogoh-ogoh sama sekali. Beda halnya dengan Tabanan, pengarakan ogoh-ogoh ini akan dilakukan dengan catatan yang ngarak hanya 25 orang dan harus dites rapid antigen terlebih dahulu. Bahkan tesnya ini nggak dikenai biaya dan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sampai tenggat waktu yang sudah ditentukan.
Kalau di Denpasar ada tuh lomba untuk ogoh-ogoh yang dibuat. Nanti dinilai dan nggak jarang dipamerkan di pinggir jalan. Ada empat kecamatan yang ikut yakni Denpasar Utara, Selatan, Barat dan Timur.
Sebelum ngarak, pasti melis dulu ‘kan. Kegiatan ini pun juga masih dibatasi. Yang datang ke pantai itu biasanya pemangku dan orang-orang yang bersangkutan, sedangkan warga akan dihimbau untuk melakukan kegiatan tersebut dan persembahyangan dari pura.
“Yah, masa ngelihat pawai ogoh-ogoh lihat dari Youtube terus sih?” Kanggoin dulu. Kalaupun bisa nonton secara offline, pastikan kamu mematuhi protokol kesehatan ya. Semoga ketika keadaan sudah pulih, kita bisa mengadakan kegiatan seperti sedia kala bahkan nggak khawatir dengan adanya virus dan apapun.
Denpasar Festival ke-14 yang diadakan Pemerintah Kota Denpasar ini berlangsung meriah dari tanggal 10 sampai 23 Desember 2021. Kemeriahan ini memang berbeda sih dari tahun-tahun sebelumnya, tapi antusiasme dari ribuan orang yang terlibat ini patut diacungi jempol karena punya visi misi yang keren banget di tengah pandemi. Penasaran kayak gimana? Scroll down masbrooo!
Denpasar Festival dan Semangat Berkarya di Tengah Pandemi
Denpasar Festival (Denfest) kali ini melibatkan banyak orang guys, seenggaknya ada 1400 seniman, musisi, sampai pelaku usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Diadakan secara luring-daring, Denfest ini diadakan di beberapa lokasi seperti Gedung Dharma Negara Alaya (DNA), Pasar Badung (Denpasar Utara), Wantilan Desa Adat Poh Gading (Denpasar Barat), Wantilan Pengerebongan Kesiman (Denpasar Selatan), Banjar Abasan Tegal Buah (Denpasar Timur), Wantilan Desa Adat Renon, Mertha Sari dan Muntig Siokan.
“Daring ‘kan secara online, kalau luring gimana?” Maksud ‘luring’ disini itu cuman bisa diikuti warga kota yang sudah divaksin, terus mematuhi protokol kesehatan. Ini juga didukung dengan aplikasi PeduliLindungi dengan scan QR code di beberapa titik yang tersedia. Tetap seru dong pastinya, apalagi yang terlibat seniman, tokoh-tokoh yang benar-benar totalitas dalam berkarya. Secara nggak langsung ini juga membantu perekonomian dengan menghadirkan stand-stand UMKM yang hidangannya bisa dinikmati di tempat.
Kalian bisa mantengin akun IG Denpasar Festival dan Youtube Kretivi Denpasar. Nggak hanya menghadirkan pentas seni dan musik, ada workshop dan talkshow yang punya topik pembahasan yang menarik dan tentunya menambah wawasan. Jangan ragu untuk dikepoin ya!
Nggak terasa ya, sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2022. Nggak terasa juga kita sudah hidup berdampingan dengan Covid-19 lebih dari setahun. Banyak event-event yang biasanya hadir menemani rakyat Indonesia setiap tahunnya, jadi tertunda dan nggak semeriah dulu. Sudah lama dinantikan, kira-kira keenam event ini tetap diadakan nggak ya?
PICA Fest
Diadakan pada Bulan Februari, Pica Fest jadi salah satu festival yang nggak bisa kamu lewatkan. Apalagi buat si pecinta shopping baju, beeuuh wajib harus kesini. Nantinya kamu akan menemui beragam baju distro yang dijajakan sepanjang acara. “Festivalnya dimana, Mz?” Di Denpasar. Nggak cuman beli baju, kamu juga bisa ajak teman-teman untuk nonton perform dari band-band ternama. Asli, dijamin seru deh datang kesini.
Bali Spirit Festival
Nah, kalau yang ini diadakan pada Bulan Maret. Selain musik, festival ini juga punya beragam acara seperti tarian, yoga dan lainnya yang tentunya mengajak kamu untuk refleksi dengan diri sendiri. Bahkan bisa bakar kalori juga soalnya ada workoutnya. Buat yang suka kedamaian, kesehatan dan hiburan, cocok banget nih ikut festival yang satu ini.
Bali Blues Festival
“Buat pecinta musik Blues ada, Mz?” Tenang, tentu saja ada! Musik yang lahir dan berkembang pada akhir abad 19 ini punya ciri khas gaya penyanyinya yang intonasinya bergelombang atau wavy. Itulah kenapa musik yang satu ini bisa mencuri hati pengangumnya. Kalau sudah sampai dibuatin festival sudah pasti yang suka ‘kan banyak banget ya, kesempatan nih ajak teman-teman atau doi sekalipun. Oh ya, btw festival yang satu ini diadakan pada Bulan Juli.
Sanur Village Festival
Event yang satu ini juga nggak kalah serunya. Diadakan pada Bulan Agustus, festival ini bisa punya belasan rangkaian acara seperti International Kite Festival, Jukung Race, Yoga, Futsal dan masih banyak lagi. Nggak heran antuasiasme yang ikut eventnya banyak banget, soalnya ‘kan ada beragam acara perlombaan dan pertunjukkan yang sudah pasti nggak mungkin orang-orang mau lewatkan.
Event: Soundrenaline
Pecinta musik juga nggak boleh nggak ikut event yang ini. Pertama kali diadakan pada tahun 2002, Soundrenaline punya track record yang bagus dari tahun ke tahun. Pernah menampilkan band-band ternama Indonesia seperti Peterpan (sekarang jadi Noah band), Slank, Alm. Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Superman is Dead, bahkan The Weeknd pun pernah ikut meriahin event yang satu ini. Di tahun ini pun, Soundrenaline juga disambut positif oleh warganet. Walapun secara online, pesonanya memang berhasil memikat hati pecinta musik nih.
Ubud Writers Festival
Festival yang diadakan pada Bulan Oktober ini menjadi momentum berkumpulnya penulis, seniman, sastrawan, jurnalis dan tokoh-tokoh luar biasa lainnya. Kalau kalian mikir ini cuman acara buat yang suka baca buku, salah besar! Ada kok workshop yang bisa diikuti, terus ada pertunjukkan musiknya juga. Event ini pun juga turut memeriahkan tahun 2021, so pasti next year kita masih bisa ketemu lagi dengan para pecinta dunia sastra dan seni lainnya disini.
“Jadi, di tahun 2022 masih diadain nih event-eventnya?” Masih dong! Semoga sih sudah bisa offline ya, mengingat kita masih hidup berdampingan dengan Covid-19. Sebenarnya masih diadakan kok di tahun 2021, cuman ya secara online atau hybrid. Walaupun wadahnya berbeda, rasa isinya ‘kan tetap sama. See you again, music and art lovers!
Resmi dibuka pada tanggal 16 Oktober 2021, Denpasar Youth Festival (D’Youth Fest) sukses digelar dengan meriah di Dharma Negara Alaya. Festival ini diadakan untuk mengetahui seberapa jauh sih kreatifnya anak-anak muda. Ngomong-ngomong bahas anak muda, Dharma Negara Alaya memang dibangun untuk menjadi ruang kreativias dan menawarkan beragam fasilitas. Kita kepoin DNA lebih banyak, yuk!
Ruang Kreativitas Untuk Warga Denpasar
Nggak hanya anak muda, DNA ini jadi tempat bagi warga Denpasar untuk menuangkan imajinasi hingga menciptakan karyanya. Entah sendiri atau ramai-ramai bareng teman-teman. Jadi, kalau misalnya kalian ingin melakukan kreativitas tapi bingung tempatnya dimana, tinggal datang ke DNA secara publik atau registrasi. Selain itu, disini juga menjadi tempat untuk pameran, workshop, acara bertema budaya dan lainnya.
Tawarkan Beragam Fasilitas
Kalau kalian mikirnya disana cuman ada ruang seni (auditorium outdoor dan indoor) dan coworking space (tersedia juga outdoor dan indoor), salah besar guys! Buat kalian yang suka banget ngehabisin waktu dengan baca buku, kalian bisa berkunjung ke perpustakaannya. Disana disediakan beberapa buku yang sudah pasti bikin jiwa kepo ini meronta-ronta. Kalau lapar dan haus? Ada coffee shop yang bernama Mulai Denpasar yang bisa didatangi. Menyediakan beragam makanan dan minuman dari yang ringan hingga berat, harganya pun cukup terjangkau. Apa nggak makin betah itu ngabisin waktu disini?
“Wi-Fi ada ‘kan, Mz?” Ada! Paham banget deh internet selalu dibutuhkan untuk mencari inspirasi dan imajinasi. Mau dimanapun tempat yang dituju, sudah pasti yang di cek koneksi internet terus Wi-Finya ada atau nggak. Abis ini jangan ragu lagi deh buat ngabisin waktu di ruang kreativitas yang disediakan DNA.
Kalau baru pertama kali, usahakan ajak teman dan pastikan mau datang secara publik atau registrasi. “Oh emangnya beda ya, Mz?” Iya beda, usahakan cari tahu lebih lanjut dulu ya buat jaga-jaga. Selalu siap sedia uang di saku, siapa tahu nanti lapar dan haus, jadi tinggal mampir ke Mulai Denpasar saja. Selamat berkreativitas!
Siapa sih yang nggak tau layang-layang? Dari bocil sampek sekarang pasti bawaannya pengen melayangan terus kan, bahkan ini udah dilakuin turun temurun dari jaman kakek nenek kita. Nggak hanya sekedar hiburan, layang-layang ini erat kaitannya sama Rare Angon yang jadi pelopor pertama kali. Rare Angon juga dianggap manifestasi Dewa Siwa yang sungguh berjasa. Dahlah, langsung bahas aja kita!
Melayangan yang Dilakukan Secara Turun Temurun
Coba deh tanyak kakek nenek kalian, pasti dari jaman mereka udah excited sama yang namanya melayangan. “Melayangan apaan ya, Mz? Main layang-layang?” Ho’oh, dalam Bahasa Bali artinya main layang-layang. Jadi kalau kalian diajakin ‘melayangan kuy’, iyain aja yak, seru banget soalnya. “Wih siap, Mz!”
Karena excited melayangan ini masih besar banget buat Semeton Bali, diadainlah lomba layang-layang dimana kalian bisa nemuin layang-layang yang super besar dan punya ekor yang panjang banget. Kalau biasanya layang-layang dimainin sendirian, ini nggak bisa sendirian guys jadi harus rame-rame. Ya bayangin aja nerbangin layang-layang 10x lipat dari badan kita sendiri, yang ada ikutan terbang juga kita.
Rare Angon yang Dianggap Sebagai Manifestasi Dewa Siwa
Jadi awalnya nih, anak-anak penggembala itu seperti biasa jagain ternak kan, pas hewan-hewan ternaknya lagi makan udah pasti mereka nggak ngapain-ngapain, jadi ada waktu senggang gitu. Disinilah muncul ide main layang-layang di tengah kebingungan mau ngabisin waktu saat senggang, jadi anak-anak penggembala ini bakal main layang-layang di sawah sedangkan hewan-hewan ternaknya sibuk nyari makan. Yang satu happy dapet makan, yang satu lagi happy nggak bosen karena cuman nungguin, jadi happy-nya sama-sama gitu lho.
Biasanya kan emang main layang-layang di ladang atau sawah, ini tuh biasanya pas lagi masa panen jadi bisa bebas main di sawah tanpa ngerusakin tanaman padi dan lainnya. Pada masa panen ini orang-orang percaya Dewa Siwa atau Dewa layang-layang turun ke bumi dan menjelma sebagai Rare Angon tadi. Sambil niup serulingnya, datanglah angin yang dimana bisa nerbangin layang-layangnya anak-anak penggembala buat senang-senang. Terus dipercaya juga kedatangan Rare Angon ini bisa ngusir hama pas masa tanam berikutnya di sawah dan ladang. Makanya sang pemilik ladang atau sawah bakal ngijinin anak-anak tadi buat main layang-layang di lahannya. Kepercayaannya ini emang nggak ada referensinya guys, jadi emang diterusin dari mulut ke mulut.
Btw, Rare Angon ini ada patungnya lho guys di Museum Subak, Tabanan. Kalau kalian kepo pengen tau Rare Angon seperti apa, cuss aja mampir ke museumnya yak, sekalian keliling-keliling liat patung dan benda-benda seni lainnya sabi juga kok.
Yang kedua ada layangan Janggan. Dibandingin sama be-bean, janggan ini ekornya lebih panjang. Bentuknya juga agak beda di bagian bawah yang nyambung sama ekornya. Pas layangannya nih diterbangin di langit, ekornya ini lah yang makin bikin cantik dan mempesona. Untuk nerbanginnya pun perlu tenaga yang esktra soalnya kadang agak susah juga karena ekornya panjang banget kan. Untuk panjangnya ini juga mengikuti seberapa besar layangannya, jadi nggak sembarangan ditambahin ekor panjang gitu.
Yang ketiga ini paling sering Mz liat, bentuknya yang lebih kecil dari yang pertama dan kedua. Layangan Pecuk ini diambil dari kata pecukyang artinya tekuk. Makanya bentuknya kecil kayak tertekuk gitu, kalau bingung ngebayanginnya coba liat daun deh, daun kan bentuknya ada tekukan gitu kan, nah pecuk itu mirip kayak daun. Nerbangin layangan yang satu ini juga perlu tenaga ekstra karena bentuknya yang kecil dan bertekuk tadi, dan ketiga layangan yang Mz bahas tadi udah pasti ditambahin bambu tipis sama senar di atas kepalanya biar terbangnya stabil nanti pas di langit.
Yang ini ceritanya bonus part guys, jadi lagi nge-hits di Bali. Karena jamannya udah mulai modern dan pastinya setiap jaman punya model serta desain layang-layang yang berbeda, dari sini kita bisa ngeliat layangan Celepuk lagi populer banget. Istilahnya tengah digandrungi masyarakat Bali gitu. Celepukyang artinya burung hantu, layang-layangnya pun ngikutin bentuk dan gambar burung hantu. Ada banyak banget warna-warnanya sampek bikin mupeng (muka pengen) deh pokoknya. Ini kalau kalian ke Bali pasti bakal selalu nemuin layangannya ini yang dijual di toko maupun pinggir jalan. Untuk harganya lumayan lah ya, soalnya pewarnaannya itu makan waktu lama terus belum juga ngedesain layangannya kan.
Dari keempat jenis layangan yang Mz bahas tadi, mana nih yang bener-bener bikin mupeng? Kalau Mz sih udah pasti yang layangan Celepuk, dari warna sampek desainnya bagus banget soalnya. Jangan lupakan juga jasa Rare Angon yang udah mainin layang-layang sampek kita bisa mainin juga sekarang. Bahkan sampek ada lombanya juga kan, nggak cuman seru tapi bikin kita sehat dan mikir. Sehatnya karena kita bergerak aktif terus mikir gimana caranya layang-layang terbang di langitnya nggak bermasalah. Beuuh seru banget yak, yaudah dah segitu aja, bye!
Yang bikin RIJ nyentrik di panggung adalah baju mereka yang punya tema beda-beda tiap tampil. Banyak dah kayak pakek baju budaya Bali, pemadam kebakaran sampek jaman ’45 juga ada. Lengkap dengan pejuang, tentara sampek susternya. Yudis sendiri adalah satu satu founder PICA Fest alias Paradise Island Clothing Association Festival. Itu salah satu festival ter-hits di Bali, dimana ada puluhan band lokal Bali yang akan jualan baju mereka. Untuk RIJ sendiri, mereka juga ngejualin kaos dan jaketnya disini. Siapa nih yang belum pernah dateng ke PICA Fest? Harus dateng yak sambil hunting baju, seru banget soalnya. Btw, RIJ udah nyiapin 15 lagu yang bakal siap didengarkan dan menggema di seluruh Bali. Stay tune yak, jangan sampe kelewatan!
Walaupun banyak yang beranggapan mereka band ngawur dan pas-pasan, ada dua hal yang bisa dipelajari dari mereka yaitu yakin dan percaya diri. Ketika kamu yakin terus ditambah lagi PD sama apa yang kamu buat dan jalani, udah pasti kamu akan maju terus. Seiring berjalannya waktu skill kamu akan improve tapi keyakinan dan PD emang pondasi yang sejak awal harus kamu punya. Keep going guys! Best support for Rajawali Ingkar Janji.