Atlesta. Ini ngga ada hubungannya sama atlet-atletan. Atlesta adalah sebuah band yang didirikan pada 31 Mei 2012. Nah, Mz ga bakalan panjang lebar ngejelasin lagi siapa mereka (kalo mau cek selengkapnya, kunjungi atlesta.com), tetapi bakal ngebahas album baru mereka yang bertajuk Gestures.
Wow! Apaan tu? Jadi solois electro-pop asal kota Malang, Atlesta, resmi merilis album baru bertajuk Gestures mulai tanggal 17 Juli 2017. Album ini berisi 13 lagu termasuk memuat tiga single yang udah pernah dirilis sebelumnya: “Shovia”, “Recalling”, dan “Pure Fantasy”.

Pengerjaan albumnya, berdasarkan info yang Mz dapetin, katanya Fifan Christa (personil Atlesta) bikinnya ribet banget. Jadi saat ngerjain materi album Gestures, Fifan Christa mengaku banyak mengurung diri di dalam studio, ngabisin banyak waktu untuk mengkonsep dan merancang terobosan musik terbaru. “Ini album yang paling ribet buat saya. Prosesnya cukup lama dan memakan biaya yang lumayan banyak juga”, kata Fifan Christa.
Ternyata materi album ini sudah lama diproses sama Fifan, yaitu dari 2015 dan proses rekamannya tahun 2016 dengan lokasi yang berpindah-pindah. Proses rekaman album Gestures dikerjakan di tiga tempat: Delicore Studio (Yogjakarta), ALS Studio (Jakarta), dan ETC Studio (Malang). Untuk proses mixing-nya dilakoni oleh Wendi Arintyo di ALS Studio. Sedangkan sesi mastering-nya dikerjakan oleh Steve Corrao di Sage Audio, Nashville, Amerika Serikat. Wow!

Yang mau kepo sama Atlesta silahkan dengerin aja di Spotify kalian | Sumber: atlesta.com
Pengerjaan album Gesture ada bala bantuan juga dari beberapa musisi, kayak Mahatamtama Arya yang mengisi bagian gitar pada hampir semua lagu. Lalu ada Intan Ayu Wulansary dan Ristri Putri yang merekam vokal latarnya untuk sejumlah track. Terus inspirasinya darimana? Fifan Christa dapat ide dari referensi film-film kategori indie-cult yang biasanya cenderung flat. Pengaruhnya agak terasa pada nuansa album Gestures yang menjadi agak ‘sinematik’. Penuh dengan tensi yang datar serta plot twist.
Album Gestures menawarkan beragam alur musik dengan pendekatan yang berbeda-beda. Kaya “Finale” yang berlaku minor dan repetitif, “Season” yang mengalun lembut dan atmosferik, “Golden Essence” yang bertempo upbeat dan danceable, “The Gravity” yang berjalan datar dan malas, hingga “Twin Cities” yang kental akan aroma pop dan sentuhan jazzy di banyak lini. Gimana? Bingung pasti kayak gimana sih lagu yang ada di albumnya Atlesta. Kalau begitu silahkan dengerin di Spotify atau iTunes kalian yaa dan jangan lupa support terus industri musik lokal Indonesia.