Yang namanya aktivitas pasti nggak akan jauh-jauh dari sekitarnya. Aktivitas warga Bali ini pasti sesekali kamu jumpai bahkan kamu sendiri sering melakukannya. Nggak hanya mebanten, begini lho aktivitas warga Bali yang harus kamu tahu.

Aktivitas Dapur dan Tebe yang Saling Berkaitan

Kegiatan yang akan dimulai pada pagi hari pastinya adalah memasak. Dapur jadi tempat yang akan dihuni beberapa jam oleh warga Bali. Kebiasaan memasak yang paling umum sudah pasti menggoreng lauk dan menanak nasi. Kalau warga desa biasanya masih menggunakan alat-alat dapur yang masih tradisional seperti dandang nasi. Terus biasanya kemasan makanan akan langsung dibakar di kayu yang sedang dilalap api. Yak! Masaknya masih menggunakan kayu bakar. Untuk tempat airnya sendiri biasanya masih menggunakan guci tanah liat, jadi yang biasanya dari kota akan kaget melihat kebiasaan yang satu ini. Tenang, airnya sudah disterilisasi sehingga layak dikonsumsi.
Untuk sampah-sampah organik biasanya akan dibuang ke tebe (tempat pembuangan akhir bagi warga Bali). Jadi yang non organik biasanya dibakar, sedangkan organik akan ditimbun hingga terurai. Sisa makanan yang ada biasanya akan dimasukkan ke dalam wadah, dicampur dan akan diberikan sebagai pakan ternak babi. Di Bali sendiri memelihara hewan berkaki empat ini adalah kebiasaan umum yang sering dijumpai. Jadi, jangan heran ketika mengunjungi Bali ya. Dengan begini, nggak ada yang namanya food waste. No food waste-food waste club!
Aktivitas Warga Bali yang Nggak Bisa Lepas dari Mebanten

Setelah memasak, warga Bali biasanya akan menghaturkan nasi dan lauk yang dimasak ke sanggah dan pelangkiran yang ada di rumah. Tujuannya adalah yadnya sesa atau yadnya sederhana yang dilakukan sehari=hari. Menghaturkan banten dengan kopi dan rokok juga biasa dilakukan. Istilahnya berbagi kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas makanan dan minuman yang akan dikonsumsi hari itu, masa kita makan dan minum sedangkan beliau-Nya nggak?
Ngarit untuk Pakan Ternak

Kalau babi makan sisa makanan pemiliknya, sedangkan ternak lain seperti sapi butuh rumput untuk dimakannya. Ini mengharuskan warga Bali untuk ngarit rumput dan mengumpulkannya. Rumput-rumput ini nanti akan diberikan pada sapi yang dipelihara dekat rumah.
Metulungan dan Hiburan Setelahnya
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3596817/original/071602000_1633697132-ngaben-skala-besar.jpg?resize=882%2C882&ssl=1)
Metulungan atau membantu orang yang sedang memiliki acara juga wajib dilakukan warga Bali. Biasanya warga setiap banjar akan membantu orang di banjar yang sama untuk merampungkan upacaranya seperti ngaben, mesangih atau potong gigi, persiapan pernikahan dan lainnya. Istilahnya kalau kita mau dibantu sama yang lain, kita harus bantu yang lain juga. Selain sumbang tenaga dan waktu, warga Bali juga menyumbangkan rezekinya berupa uang. Kalau nggak sempat, kadang uang jadi salah satu jalan keluarnya. Tapi kalau bisa sih sumbang waktu dan tenaga juga. Setelah membantu saudara, biasanya warga Bali akan menghibur diri dengan minum arak atau tuak, menghabiskan waktu bersama dengan makan dan ngobrol maupun kegiatan lainnya.
Hal-hal di atas adalah hal lumrah yang akan jumpai di Bali. Warga Bali sendiri sudah menjalankan kebiasaan-kebiasaan di atas dari nenek moyang jadi sudah secara turun temurun. Beginilah Bali dan warganya yang bersatu berkat kebersamaan dan menjunjung tinggi Tri Hita Karana (Pawongan: hubungan antara sesama manusia, Palemahan: hubungan antara manusia dan lingkungan serta Parahyangan: hubungan antara manusia dan Tuhan). Jangan heran jika menemukan kebiasaan yang dilakukan warga Bali di atas ya!