Rizal Abdulhadi

rizal 2

“Musik, Artistik, dan Plastik” adalah tiga hal yang akan disatukan dalam satu event bartajuk TrashStock. Dengan kegiatan yang kreatif yaitu melalui media musik dan seni, TrashStock berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan .

Rizal Abdulhadi, seorang musisi yang memanfaatkan sampah sebagai instrumen musiknya akan bergabung dan berkontribusi dalam event ini. Selain bernyanyi dan memainkan alat musiknya, Rizal juga akan mengisi workshop tentang cara memanfaatkan sampah menjadi alat musik pada event TrashStock mendatang. Berikut perbincangan kami dengan Rizal,

 

Halo Rizal, apa saja kesibukanmu saat ini ?

Sekarang saya masih senang berproses dalam membuat lagu dan juga membuat instrumen. Instrumen yang biasanya saya buat terbuat dari bambu dan juga dari barang bekas atau recycle dan kemudian saya memainkannya. Alasan saya membuat instrument dari barang bekas adalah karena selain bermusik dan bernyanyi, saya juga ingin menyampaikan pesan bahwa sesuatu yang tidak berguna atau sampah dapat dipergunakan kembali dan menjadi sesuatu yang berguna.

 

Alat musik yang Rizal gunakan kelihatannya unik, bisa ceritakan ide kreatifnya ?

Alat musik ini saya namakan Rasendriya. Rasendriya ini satu-satunya dan pertama ada di dunia, bahan dasarnya bambu. Saya memilih menggunakan bambu karena bamboo lebih cepat tumbuh dibanding kayu dan itu upaya saya untuk menjaga lingkungan dan sustainable living solution. Ide pembuatannya sendiri adalah menurut saya salah satu cara untuk melawan industri besar (kapitalisme) adalah untuk tidak menjadi masyarakat yang konsumtif atau tidak selalu membeli tetapi juga “membuat” degan kreativitas

 

Dari berbagai genre musik yang pernah Rizal dalami, mengapa akhirnya memilih genre folk?

Folk identic dengan liriknya dan akustik gitar. Saya menyukai genre ini karena lebih mengusung nilai kemanusiaan, harmoni, keindahan, ketulusan di dalam lirik bersastra.

 

Bagaimana ide kreatif lagu “Tak Mau Sungainya Kotor” ?

Lagu itu saya ciptakan untuk anak-anak di desa yang senang mandi di sungai. Tapi, kemudian sungai berubah tidak seperti dahulu yang masih jernih. Sekarang kotor sekali. Jadi lagu itu lagu anak-anak yang berusaha menjaga sungai agar tidak kotor dan banjir yang kemudian bisa menghancurkan masa depannya. Dulu saya punya kelompok paduan suara anak-anak dan ibu-ibu di kampung.

 

Apakah Rizal yakin musik adalah pilihan terbaik untuk mengkampanyekan sesuatu khususnya isu lingkungan ?

Saya percaya bahwa seni dan musik juga menjadi alat terbaik dan juga menjadi salah satu alat untuk mengkampanyekan sesuatu atau menyampaikan pesan kepada masyarakat. Bagaimana kemudian musik mempunyai andil besar dalam mengkampanyekan contohnya adalah dulu saat kemerdekaan Indonesia banyak sekali musisi yang meneriakan revolusi atau mati, merdeka atau mati, masyarakat akan tergugah hatinya dengan lagu-lagu atau karya-karya seni yang revolusioner saat itu. Kemudian saya masih percaya bahwa musik dan seni adalah jalan untuk mengkampanyekan sesuatu atau memberikan pesan terhadap masyarakat luas tentunya pesan yang baik untuk masyarakat luas. Contohnya sekarang kita sedang membicarakan tentang sampah plastik, music dan juga seni adalah jalan untuk menyampaikan bahwa membuang sampah sembarangan merupakan kejahatan  yang mengerikan

 

Coba ceritakan tentang workshop yang sering Rizal lakukan

Saya tidak hanya bermusik di panggung, tidak hanya sebagai penghibur.  Tapi  saya juga membuat banyak sekali workshop dengan anak-anak. Saya membuat workshop bagaimana membuat instrumen dengan barang bekas bersama anak-anak Indonesia dan juga anak-anak Negara Australia dan Asia lainnya. Alasan saya membuat workshop dengan anak-anak adalah untuk memberikan alternatif dan juga memberikan penyadaran bahwa sampah yang sudah kita buat dan dapat kita gunakan kembali atau re-use agar sampah tidak hanya menjadi sampah yang dibuang langsung dan mengotori lingkungan tapi kemudian kita bisa ambil itu dan membuat sesuatu yang berbeda. Saya juga memberikan alternatif  bahwa menjadi musisi bukan sekedar “Oh saya ingin menjadi musisi” kemudian harga kita mahal, tapi bagaimana anak-anak yang menjadi generasi selanjutnya sadar tidak hanya membeli instrument musik tapi juga bisa membuat  dan bahannya bisa didapat dari barang-barang yang ramah lingkungan seperti bambu dan barang-barang bekas yang masih bisa digunakan

 

Mengenai Bali dan sampahnya, apa menurut Rizal ini disebabkan oleh kurangnya manajemen sampah baik dari lapisan masyarakat maupun pemerintah ?

Sebetulnya sampah adalah masalah yang kompleks. Tidak akan berakhir apabila perusahaan-perusahaan “gila” itu memproduksi sampah plastik.

 

Apa motivasi Rizal untuk ikut berpartisipasi dalam TrashStock? Dan, bagaimana persiapan Rizal ?

Karna saya kini tinggal di bali jadi saya juga ikut bertanggung jawab atas mengotornya pulau ini karena sampah. Saya pasti juga harus ikut berusaha berkampanye tentang kesadaran lingkungan agar Bali tidak semakin tercemar. Mengenai persiapan, saya belum melakukan persiapan khusus. Yang ingin saya sampaikan pada masyarakat Bali yaitu untuk selalu menjaga, merawat dan mencintai lingkungan.

 

Menurut Rizal, bagaimana keadaan alam Bali saat ini ? Dan, bagaimana harapan Rizal untuk Bali kedepannya ?

Ya saya pertama datang ke Bali tahun 2008. Saat itu saya merasakan indahnya Bali , bersih sekali dan pemandangannya sangat indah sekali. Tahun ini saya di sini, saya merasakan ada perbedaan. Yang dulu sampah tidak ada sedangkan sekarang sampah plastik jumlahnya mengunung. Saya sangat tergugah hati untuk ikut membantu menyelesaikan permasalahan sampah. Kita juga harus menyadari dunia ini atau alam ini atau tempat ini bukan berarti milik kita, ini milik anak dan cucu kita di masa depan. Jika mulai sekarang kita sudah mulai mengotorinya tidak peduli dan tidak menjaga lingkungannya apa yang akan terjadi dengan anak dan cucu kita di masa depa, dengan penuh sampah yang tak terkendali. Saya berharap semoga kita, seluruh masyarakat Bali, semakin sadar akan lingkungan yang semakin terpuruk karena ulah kita sendiri dan dapat menuntaskan permasalahannya segera. Sebab alam, hutan, air, udara, gunung, samudra bukan milik kita, tapi milik anak cucu kita.

 

More info : www.rizalabdulhadi.com

Yurika- TrashStock Team

Yoga Sumantara

Writer & Blogger

Related Posts:

  • All Post
  • Africa
  • America
  • Asia
  • Bali
  • Budaya
  • Europe
  • Opini On
  • Orang
  • Tempat
  • Travel Tips
    •   Back
    • Denpasar
    • Badung
    • Gianyar
    • Tabanan
    • Bangli
    • Klungkung
    • Karangasem
    • Buleleng
    • Jembrana
    • Sanur
    • Kuta
    • Nusa Dua
    • Seminyak
    • Canggu
    • Ubud
    • Kintamani
    • Penida-Lembongan
    •   Back
    • Kuta
    • Nusa Dua
    • Seminyak
    • Canggu
    •   Back
    • Event
    • Urban Legend
    •   Back
    • Inspirator
    • Komunitas
    •   Back
    • Kintamani
    •   Back
    • Kuliner
    • Wisata
    •   Back
    • Penida-Lembongan
    •   Back
    • Sanur
    •   Back
    • Ubud

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Edit Template
Suppose warrant general natural. Delightful met sufficient projection.
Decisively everything principles if preference do impression of.