Tenget atau Nggaknya Kajeng Kliwon Itu Kamu yang Tentukan

Kajeng kliwon
Image: Putu Agus

Banyak yang mungkin belum tau kalau sekarang (6/12) adalah Kajeng Kliwon. “De mulih/pesu peteng-peteng, nak kajeng kliwon jani” kalimat ini sering Mz denger dari para orang tua ke anak atau cucunya.Emangnya kenapa sih keluar pada saat Kajeng Kliwon? Trus selain haru tersebut boleh pulang/pergi malem-malem gitu?

Coba terawang, mungkin dengan pemaparan Mz yang the best (kata mamak Mz) ini bisa membantu dalam penerawanganmu. Good luck!

Sejatinya sangat keliru saat nggak tau tapi udah bisa nge-judge. Kenalan dulu deh sama Kajeng Kliwon. Ini adalah hari yang diyakini sebagai saat energi alam semesta yang memiliki unsur dualitas bertemu satu sama lainnya. Energi dalam alam semesta ada di Bhuana Agung semuanya terealisasi dalam Bhuana Alit atau tubuh kamu. Kamu pasti udah tau dong apa itu Bhuana Agung dan Bhuana Alit? Pelajaran dari SD ini, pasti inget.

Perhitungan harinya jatuh pada Tri Wara, Kajeng dan Panca Wara yaitu kliwon.
Rahina ini diperingati sebagai hari turunnya para Bhuta yang mencari kamu yang nggak melaksanakan Dharma, dan kamu yang melaksanakan Dharma. Pada pelaksanaannya, hendaknya mengahturkan segehan mancawarna, tetabuhan tuak atau arak berem, di depan gerbang menghaturkan canang buratwangi dan canang yasa yang semuanya akan dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Durgha Dewi. Ya kalau kamu nggak ngerti, nggak apa-apa kok. Cukup tau.

Baca juga:  Mau Pergi ke Pura Tanah Lot? Cari Tau Sejarahnya Dulu, Yuk!

Ngaturin segehan pas Kajeng Kliwon di mana aja Mz?

Kajeng Kliwon
Pokoknya yang terbaik untuk kita semua. Source Image: Mantra Hindu

Oke, lanjut. Segehan yang udah dibuat sama orang rumah kamu entah itu kamu, Ibu, Bapak, Kakak, Adik, Paman, Bibi, Kakek, ataupun Nenek, dihaturkan di tempat-tempat yang sudah ditentukan. Pertama, di halaman sanggah atau merajan; atau di depan pelinggih pengaruman yang ditujukan pada Sang Bhuta Buchari. Kedua, di halaman rumah atau pekarangan rumah kamu tinggal. Ini ditujukan kepada Sang Kala Bhucari. Terakhir, menghaturkan di depan gerbang pekarangan rumah atau pintu di rumah kamu yang paling luar yang ditujukan untuk Sang Durgha Bhucari.

Pemberian haturan berupa segehan ini bukan tanpa alasan, ini merupakan wujud bhakti dan sradha kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengembalikan Sang Tiga Buchari. Berarti kita telah mengembalikan keseimbangan alam niskala dari alam bhuta menjadi alam dewa. Jossss!

Baca juga:  Biar Ngga Cuma Ke Pantai, Air Terjun Ini Pun Patut Dikunjungi di Bali

Kalau dibaca-baca lagi, Kajeng Kliwon ini merupakan hari yang keramat, soalnya kekuatan negatif dari dalam diri ataupun di luar mudah muncul dan mengganggu kehidupan kamu. Nah, dengan adanya peringatan dan upacara yadnya, harapan baik selalu ada secara sekala maupun niskala. Jadi, tenget atau enggaknya tergantung dari kamu menyikapinya kayak gimana.

Sekarang udah tau kan alasan kenapa orang tua di rumah sering ngomong “De mulih/pesu peteng- peteng, nak kajeng kliwon jani”?

Comments

comments

Masbrooo
Majalah anak muda Bali yg berdiri sejak bosan duduk. Media informasi yg ngga garing meski digoreng. Kami serius melayani ketidakseriusan kalian. :*